Computer File
Statistical quality control sebagai alat bantu dalam pengendalian kualitas kerataan dan kekuatan benang di CV. B
Di antara berbagai sektor industri yang ada di Indonesia, industri spinning
(pemintatan) yang merupakan penunjang industri tekstil, merupakan salah
satu industri yang mengalami pertumbuhan cukup pesat. Peluang ini,
menarik minat para investor untuk terjun dan menanamkan modalnya pada
industri ini. Dan sebagai konsekuensinya, akan timbul persaingan yang
semakin ketat antar perusahaan-perusahaan tersebut. Ketatnya persaingan
akan mendorong industri-industri sejenis yang ada untuk selalu
memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya sebagai salah satu faktor
keunggulan dari antara para pesaingnya.
Meskipun hanya sebagai salah satu faktor penyebab, harus diakui
bahwa kualitas mempunyai peranan yang cukup penting dalam kelangsungan
hidup dan jalannya suatu perusahaan. Tentunya bukan hal yang mudah
untuk menghasilkan suatu barang dengan kualitas yang baik, tetapi sebagai
salah satu alat bantu, kita dapat menggunakan teknik Statistical Qualify
Control (SQC) untuk mengukur performa perusahaan melalui pengukuran
penyimpangan dari spesifikasi yang terjadi dalam proses produksinya.
Benang tipe 20Â’s yang merupakan produk terbanyak yang dihasilkan
CV. B menjadi obyek yang diteliti untuk mengetahui kesesuaian atau ada
tidaknya suatu penyimpangan masing-masing antara berat grains (penentu
kerataan benang) dan berat Ibs (penentu kekuatan benang) yang dihasilkan
dari proses produksi dengan spesifikasi yang telah ditetapkan perusahaan.
Dari hasil pengamatan dan perhitungan, temyata standar kualitas
benang yang diperoleh dari penggunaan teknik SQC lebih sempit bila
dibandingkan dengan standar kualitas yang berlaku dan ditetapkan
perusahaan selama ini. Sedangkan pet-forma perusahaan secara
keseluruhan sudah dapat dikatakan cukup baik walaupun masih juga terjadi
penyimpangan pada kualitas benang, yaitu sebesar 14,46 % pada kualitas
kerataannya dan sebesar 4,65 % pada kualitas kekuatannya.
Melalui Diagram Pareto, diketahui pula bahwa penyebab terbesar
terjadinya penyimpangan tersebut adalah faktor lingkungan dan manusia. Ini
merupakan feedback bagi perusahaan dalam mengambil tindakan koreksi
sehubungan dengan sebab tersebut, misalnya dengan memperbaiki kondisi
lingkungan kerja, membina komunikasi yang terbuka, dan sebagainya. Selain
itu, ada baiknya pula perusahaan mempersempit standar kualitas benangnya,
baik kerataan maupun kekuatannya, mengingat jaminan bahwa benang yang
dilempar ke pasar adalah benang yang benar-benar berkualitas lebih besar.
Dengan kualitas yang terjamin, perusahaan diharapkan dapat unggul
dalam persaingan dan mampu meningkatkan penjualannya sehingga
masalah yang dihadapi perusahaan selama ini yaitu tidak tercapainya target
penjualan, dapat teratasi.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2421 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain