Computer File
Analisis sistem penilaian kinerja dan hubungannya dengan kepuasan kerja karyawan pada sekretariat perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung
Setiap perusahaan memiliki tujuan yang harus dicapai dalam waktu tertentu. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perusahaan harus menggunakan sumber daya yang dimilikinya. Manusia adalah sumber daya perusahaan yang berperan aktif dalam pemberdayaan sumber daya yang lain yaitu:material, uang, dan mesin.
Kinerja perusahaan akan bergantung pada kinerja karyawan.Untuk mempertahankan kinerja karyawan diperlukan pengelolaan sumber daya manusia yang tepat. Salah satu aktivitas pengelolaan sumber daya manusia adalah pelaksanaan penilaian kinerja. Penilaian kinerja dilaksanakan untuk mengevaluasi apakah kinerja karyawan masih memenuhi standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Hasil penilaian kinerja akan digunakan untuk memutuskan kebijakan-kebijakan sumber daya manusia seperti penyesuaian kompensasi, pemberian pelatihan dan pengembangan, promosi, dan lain sebagainya.
Sistem penilaian kinerja yang dilaksanakan perusahaan harus dapat menilai kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Dengan demikian hasil penilaian kinerja dapat diandalkan dan karyawan merasakan kepuasan karena telah dinilai dengan adil. Untuk itu sistem penilaian kinerja harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu job related, practical, dan standarized.
Sistem penilaian kinerja tidak saja hanya bermanfaat bagi perusahaan namun juga bagi karyawan yang dinilai. Dengan dilaksanakannya penilaian kinerja karyawan bisa mendapatkan umpan balik untuk mengetahui harapan perusahaan, sejauh mana usahanya dan memperbaiki kekurangan-kekurangannya dalam bekerja. Sehingga karyawan mendapatkan kepuasan kerja karena mengetahui apa yang diharapkan oleh perusahaan darinya.
Penelitian yang dilakukan di Sekretariat Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (PT TELKOM), Bandung menunjukkan bahwa sistem penilaian kinerja yang ada termasuk dalam metode management-by-objective (MBO) yang mengikutsertakan karyawan dalam penetapan tujuan yang harus dicapai. Pelaksana penilaian kinerja adalah atasan langsung dari karyawan yang bersangkutan. Periode penilaian kinerja adalah setahun satu kali yaitu pada bulan Januari.
Untuk melaksanakan analisa secara kuantitatif diiakukan penelitian terhadap 47 orang karyawan sekretariat perusahaan PT TELKOM sebagai sampel yang diambil secara random dari populasi sejumlah 145 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Untuk mengolah data yang berskala ordinal digunakan analisis statistik dengan metode koefisien korelasi Rank Spearman (rs) dan koefisien determinasi.
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi (rs) sebesar 0,424458 yang berarti korelasi/hubungan antara sistem penilaian kinerja dan kepuasan kerja adalah cukup lemah dengan arah hubungan yang positif/searah yaitu kenaikan atau penurunan sistem penilaian kinerja menyebabkan kenaikan atau penurunan kepuasan kerja. Koefisien determinasi sebesar 18,016% artinya perubahan variabel kepuasan kerja dapat dijelaskan sebesar 18,016% oleh perubahan variabel sistem penilaian kinerja sedangkan sisanya sebesar 81,984% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Juga dapat dilihat bahwa pada umumnya karyawan memiliki kepuasan kerja yang cukup tinggi. Namun tidak ada perbedaan yang cukup berarti untuk masing-masing kelompok responden. Responden pria maupun responden perempuan masing-masing memiliki nilai modus variabel kepuasan kerja 84 dan 83. Begitu pula berdasarkan tingkat pendidikan akhir baik, responden dengan tingkat pendidikan SD,SMP,SMU, dan perguruan tinggi memiliki kepuasan kerja yang cukup tinggi namun tidak ada perbedaan berarti di antara ketiganya. Hal ini dapat dilihat dari nilai median ketiganya berturut-turut yaitu 84, 82, 84. Demikian pula berdasarkan lama kerja, responden yang telah bekerja « 10 tahun, 11 - 20 tahun, dan 21 - 30 tahun ternyata memiliki nilai modus yang sama sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga golongan tersebut memiliki kepuasan kerja yang cukup tingi dan tidak ada perbedaan yang cukup berarti di antara ketiganya.
Sistem penilaian kinerja di PT Telekomunikasi Indonesia cukup baik untuk tetap dilaksanakan. Namun untuk melaksanakannya diperlukan kedewasaan dari penilai maupun karyawan yang dinilai. Sehingga diperlukan pelatihan yang lebih mendalam mengenai SKI yang menekankan tujuan diadakannya penilaian kinerja. Dengan demikian diharapkan baik penilai maupun karyawan yang dinilai dapat memahami dengan baik tujuan pelaksanaan penilaian kinerja dan mau membuka diri serta menyediakan waktu untuk melaksanakannya.
Sistem penilaian kinerja juga harus dapat disosialisasikan dengan kepada karyawan sehingga karyawan mengerti prosedur penilaian kinerjanya, termasuk bentuk formulir dan standar yang ditetapkan.
Sasaran Kerja Individu (SKI), sebagai sistem penilaian kinerja yang digunakan di PT TELKOM, menggunakan kriteria-kriteria untuk menilai kinerja karyawan dari P1 - P5. Namun kriteria-kriteria ini bersifat kualitatif dan subjektif. Agar sistem penilaian kinerja dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi maka kriteria-kriteria tersebut harus lebih bersifat kuantitatif dan objektif.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2648 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain