Computer File
Pengaruh pemeriksaan operasional terhadap fungsi produksi dalam usaha mengatasi kegagalan pencapaian target produksi yang ditetapkan : studi kasus pada PT Jayatama Abadikusuma
Dewasa ini permintaan akan produk tas meningkat dengan pesat yang
mengakibatkan dunia industri pembuatan las semakin banyak diminati oleh
perusahaan-perusahaan lain. Hal ini menyebabkan persaingan yang ketat antar
perusahaan tersebut baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya maka suatu perusahaan
harus melaksanakan fungsi produksinya dengan' efektif dan efisien sehingga dapat
menghasilkan produk yang kompetitif. Suatu fungsi produksi yang efektif dan efisien
dapat tercapai bila ditunjang dengan perencanaan dan pengendalian produksi yang
optimal, yaitu dengan memperhatikan faktor kualitas, kuantitas, biaya, dan waktu.
Perencanaan produksi dilaksanakan melalui pembuatan target produksi
yang mempertimbangkan kualitas, jumlah maupun waktu penyelesaian produk
untuk kemudian disesuaikan dengan penggunaan kapasitas operasi mesin yang
optimum. Kesesuaian pelaksanaan produksi dengan target produksi merupakan
suatu faktor yang kritis karena bila terjadi ketidaksesuaian tersebut akan
memberikan dampak yang kurang baik bagi aktivitas dan kelangsungan hidup
perusahaan. Tidak tercapainya target produksi mengakibatkan perusahaan
mengalami kerugian, baik dari segi biaya (adanya upah lembur), segi pendapatan
maupun hilangnya kepercayaan pelanggan.
Salah satu cara yang dapat membantu perusahaan dalam
mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi dan berbagai faktor
penyebabnya adalah pemeriksaan operasional. Dengan adanya pemeriksaan
operasional masalah yang timbul dapat terdeteksi sedini mungkin, untuk kemudian
diberikan rekomendasi atas pemecahan masalah tersebut, dalam hal ini masalah
kegagalan pencapaian target produksi yang ditetapkan. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, penulis menekankan pada pemeriksaan operasional terhadap fungsi
produksi untuk mencegah tidak tercapainya target produksi.
Penelitian yang dilakukan penulis menggunakan metode penelitian deskriptif
analitis dan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data primer dilakukan penulis
melalui observasi langsung, wawancara dengan pihak yang berwenang, dan
pengumpulan dokumen-dokumen perusahaan yang diperlukan; sedangkan
pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan atau literatur yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Dari hasil penelitian, penulis menemukan bahwa masalah tidak tercapainya
target produksi disebabkan oleh 4 faktor utama, yaitu manusia, material, metode,
dan mesin; di mana faktor manusia merupakan penyebab terbesar dari masalah
tidak tercapainya target produksi.
Pada faktor manusia yang menyebabkan tidak tercapainya target produksi
adalah cara bekerja yang tidak teliti, tidak disiplin, ceroboh, dan tergesa-gesa, tidak
berpedoman pada instruksi kerja yang ada, serta kurangnya supervisi.
Pada faktor material, dua hal yang menyebabkan tidak tercapainya target
produksi adalah tidak tersedianya material pada saat dibutuhkan dan kualitas
material yang tidak sesuai dengan standar yang ada.
Tidak tercapainya target produksi juga disebabkan oleh faktor metode,
meliputi penyusunan instruksi kerja yang tidak sesuai dengan order produksi yang
telah ditetapkan, kurangnya koordinasi antar bagian, serta tidak adanya feed back
dari bagian quality control.
Selain hal di alas, perawatan mesin yang tidak rutin merupakan faktor
penyebab utama pada mesin yang mengakibatkan tidak tercapainya target
produksi.
Dalam menghadapi masalah kegagalan pencapaian target produksi yang
disebabkan oleh faktor manusia, penulis memberikan rekomendasi agar pengawas
produksi selalu memeriksa sarana kerja setiap awal proses produksi, memberi
pengarahan secara rutin kepada para pegawai agar mereka selalu ingat akan
tugasnya dan memberikan penjelasan akibat tidak dilaksanakannya pekerjaan
sesuai instruksi kerja terhadap proses selanjutnya, serta memanggil pegawai yang
bersangkutan untuk dimintai pertanggungjawabannya bila pegawai tersebut tetap
tidak melaksanakan instruksi kerja yang ada. Bagian quality control seharusnya
memeriksa hasil produksi bila produksi telah mencapai jumlah tertentu pada awal
produksi, pertengahan, dan akhir produksi, sehingga bila terdapat kesalahan maka,
dapat segera dideteksi dan diperbaiki. Selain itu pengawasan pada seluruh bagian
produksi perlu lebih ditingkatkan agar para pegawai bertanggung jawab alas hasil
kerjanya masing-masing dan tidak sering keluar masuk.
Sedangkan untuk mengatasi tidak tercapainya target produksi yang
disebabkan oleh faktor material adalah dengan memajukan beberapa hari tanggal
pengiriman bahan baku yang terdapat dalam kontrak pembelian dengan pemasok
rencana pemasukan bahan baku yang sebenarnya, untuk mengantisipasi
kemungkinan keterlambatan pengiriman bahan baku.
Selain itu untuk menjaga kualitas barang yang diterima dan ketepatan waktu
penerimaan, penulis menyarankan agar perusahaan menugaskan bagian
pembelian untuk mengawasi atau memantau secara berkala dan intensif
perkembangan proses produksi di perusahaan pemasok bahan baku tersebut.
Kehadiran pengawas dari perusahaan diharapkan dapat mengikuti proses produksi
perusahaan pemasok sehingga bila terdapat masalah, dapat langsung
dikomunikasikan dengan pihak perusahaan. Akan tetapi terdapat berbagai kendala ·
dalam pemantauan perusahaan pemasok, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
tambahan tenaga kerja, biaya transportasi, keterbatasan waktu, serta kemungkinan
pembatasan ruang lingkup pengawasan oleh pemasok. Oleh karena itu diperlukan
juga bagian quality control pada gudang bahan baku untuk memeriksa kualitas
barang-barang yang diterima dari pemasok.
Dalam menghadapi masalah tidak tercapainya target produksi yang
disebabkan oleh faktor metode, penuris memberikan rekomendasi agar diadakan
rapat antara bagian produksi, pemasaran, dan PPC satu minggu sekali untuk
membahas masalah tidak tercapainya target produksi yang ditetapkan; serta
pertemuan antar bagian produksi secara berkala untuk meningkatkan koordinasi
antar bagian, dan berusaha memecahkan masalah yang dapat mengakibatkan
tidak tercapainya target produksi. Di samping itu penulis juga menyarankan agar
dibuat laporan pemeriksaan dan laporan kegagalan setiap bagian produksi oleh
quality control, sebagai feed back mengenai hasil produksi tiap bagian.
Saran-saran yang diberikan penulis dalam mencegah tidak tercapainya
target produksi yang disebabkan oleh faktor mesin adalah dengan meningkatkan
perawatan mesin dan peralatannya yaitu dengan cara pembuatan jadwal perawatan
atau pemeliharaan mesin serta membuat kartu mesin yang memuat tanggal terakhir
mesin tersebut di-service dan jenis service yang dilakukan.
Beberapa rekomendasi di atas, sebagai hasil dari pemeriksaan operasional
yang dilakukan penulis, diharapkan dapat memecahkan masalah kegagalan
pencapaian target produksi yang ditetapkan sehingga kerugian perusahaan dapat
dihindari, dan perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan
produksinya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5017 | DIG - FE | Skripsi | AKUN SET p/96 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain