Computer File
Pemeriksaan operasional atas fungsi produksi dalam upaya mengurangi produk rusak dan unit yang dikerjakan ulang : studi kasus pada Perusahaan Rajut Sahabat
Persaingan dalam industri tekstil semakin berat. Persaingan saat ini tidak
hanya datang dari perusahaan sejenis dari dalam negeri tetapi juga dari luar
negeri. Perusahaan-perusahaan rajut yang merupakan pemasok bagi perusahaan
garmen yang berorientasi ekspor juga merasakan akibat dari persaingan yang
ketat ini. Perusahaan garmen yang menjual produknya di luar negeri harus
menjual produknya dengan harga yang kompetitif serta kualitas yang baik.
Sebagai imbasnya perusahaan rajut juga dituntut untuk mampu menyediakan
bahan baku bagi perusahaan garmen dengan harga yang bersaing dan kualitas
yang baik.
Masalah produk rusak dan unit yang dikerjakan ulang merupakan masalah
yang sering terjadi pada proses pencelupan kain rajut. Hal ini memberikan
dampak yang kurang baik bagi aktivitas dan kelangsungan hidup perusahaan.
Di tengah tuntutan untuk memberikan kualitas yang baik serta harga yang
bersaing, terjadinya produk rusak dan unit yang dikerjakan ulang ini dapat
menjadi kendala bagi perusahaan agar dapat bertahan. Selain. kerugian yang
terjadi karena timbulnya biaya produksi yang lebih besar, hal tersebut juga
dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.
Salah satu cara untuk membantu perusahaan dalam menilai efisiensi dan
efektivitas perusahaan adalah dengan melakukan pemeriksaan operasional.
Pemeriksaan operasional juga dapat membantu perusahaan mengidentifikasikan
masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan dan faktor-faktor yang
menjadi penyebabnya, serta memberikan rekomendasi atas penyelesaian
masalah perusahaan, dalam hal ini adalah masalah tingginya produk rusak dan
unit yang dikerjakan ulang. Penulis membatasi pemeriksaan pada fungsi
produksi perusahaan, di mana permasalahan ini timbul.
Penelitian dilakukan di Perusahaan Rajut Sahabat, sebuah perusahaan
keluarga yang memproduksi kain rajut. Perusahaan Rajut Sahabat dalam
melakukan usahanya tidak berorientasi ekspor, pembeli produknya adalah
perusahaan-perusahaan dalam negeri yang bergerak di bidang garmen atau
perdagangan. Perusahaan Rajut Sahabat memiliki dua departemen produksi
yaitu departemen rajut dan departemen celup. Produksi di departemen rajut
selain untuk memenuhi pesanan, juga untuk tujuan persediaan, sedangkan
produksi di departemen celup hanya untuk memenuhi pesanan yang diterima.
Dalam penelitian penulis melakukan pemeriksaan atas fungsi produksi
dalam dua tahap, yaitu tahap pemeriksaan pendahuluan dan tahap
pemeriksaan mendalam. Tahap pemeriksaan pendahuluan bertujuan untuk
mengidentifikasikan permasalahan, mengumpulkan informasi, dan
mengungkapkan hal-hal yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Tahap
pemeriksaan mendalam bertujuan meneliti lebih lanjut masalah yang telah
diidentifikasikan pada tahap pendahuluan dan mengembangkan saran untuk
perbaikan.
Pada tahap pemeriksaan pendahuluan penulis telah melakukan
pengamatan atas fasilitas produksi, mengumpulkan informasi-informasi umum
mengenai perusahaan, analisis atas prosedur pengendalian produksi dan analisis
atas aspek-aspek lain dari produksi. Melalui analisis prosedur pengendalian
produksi penulis menemukan beberapa kelemahan yaitu: petugas resep yang
berwenang mengeluarkan permintaan obat celup merupakan bawahan dari
kepala shif celup, sehingga tidak ada bagian lain yang menguji kebenaran
kebutuhan obat oleh kepala shif celup. Kelemahan lain adalah yang menyangkut
dokumen yang digunakan yaitu beberapa jenis dokumen tidak menggunakan
formulir yang khusus, dokumen tidak dipranomori, dan desain dokumen resep
proses besar yang kurang baik. Pada analisis atas aspek-aspek lain dari produksi
penulis menemukan beberapa keadaan yang menurut penulis dapat dijadikan
bahan dalam pemeriksaan mendalam. Keadaan-keadaan tersebut adalah kurang
berfungsinya bagian laboratorium, pemanfaatan mesin-mesin di departemen
celup yang rendah, layout pabrik yang tidak baik, dan masalah produk rusak
dan unit yang dikerjakan ulang.
Masalah yang ditetapkan pada pemeriksaan mendalam adalah masalah
tingginya produk rusak dan unit yang dikerjakan ulang pada departemen celup.
Kelemahan yang ada pada pengendalian intern menyebabkan masalah ini lepas
dari perhatian perusahaan sehingga selama ini tidak ada tindakan perbaikan.
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan diperoleh temuan bahwa
terjadinya produk rusak dan unit yang dikerjakan ulang umumnya disebabkan 4
faktor yaitu material, manusia, metode dan mesin.
Faktor manusia merupakan faktor terpenting yang sangat
menentukan keberhasilan proses celup. Penyebab kegagalan yang disebabkan
oleh faktor manusia dapat dibagi lebih lanjut menjadi kesalahan dalam
menghitung resep proses besar, salah menimbang oleh bagian gudang dan
tidak mengikuti perintah operasi.
Faktor mesin dibagi menjadi dua yaitu yang disebabkan karena kurangnya
perawatan generator penghasil listrik yang menjadi sumber energi bagi mesin
celup dan kurangnya perawatan mesin celup terutama terhadap fungsi
pengatur suhu dari mesin sehingga mesin tidak menjalankan prosesnya dengan
benar.
Faktor metode dibagi menjadi dua yaitu program mesin celup yang tidak
seragam dan tidak adanya pengkhususan fungsi mesin celup. Program mesin
celup yang tidak seragam mengundang terjadinya kesalahan-kesalahan yang
tidak perlu, karena operator dapat berbuat kesalahan dalam menggunakan
program atau karena program sering diubah, dapat terjadi kesalahan dalam
memprogram. Pengkhususan fungsi mesin celup dapat mengurangi keperluan
untuk mencuci mesin celup sehingga juga mengurangi risiko ditimbulkan oleh
pencucian mesin celup yang tidak bersih.
Faktor material dibagi menjadi tiga unsur utama yaitu kondisi kain yang
kurang baik, kualitas obat yang buruk, dan komposisi obat yang tidak tepat.
Kondisi kain yang kurang baik yaitu apabila dirajut dari benang yang kotor,
dirajut dari benang yang berasal dari serat kapas yang masih muda, atau karena
kondisi penyimpanan yang kurang baik. Kualitas obat yang buruk dapat
disebabkan karena kadaluarsa, kondisi tempat penyimpanan yang buruk, atau
karena kualitas obat yang dikirimkan oleh pemasok adalah kualitas yang buruk.
Komposisi obat yang tidak tepat dapat terjadi karena kesalahan proses
pencocokan yang dilakukan oleh laboratorium, atau pengubahan komposisi
obat oleh kepala shif celup.
Untuk membantu perusahaan memecahkan masalah produk rusak dan
unit yang dikerjakan ulang ini penulis memberikan beberapa rekomendasi.
Rekomendasi ini antara lain adalah penggunaan komputer dalam penghitungan
resep proses besar, pengujian atas kualitas obat, pemilihan pemasok dengan
lebih selektif, pengembangan komunikasi antara kepala shif celup, kepala
bagian produksi, dan pihak laboratorium, penggunaan peralatan pengukuran
yang lebih baik, penyeragaman program mesin celup, pengkhususan fungsi
mesin, mengembangkan sistem imbalan, serta perawatan mesin dan generator
secara berkala.
Penggunaan komputer bertujuan untuk memudahkan perhitungan,
memperbaiki bentuk dokumen serta meningkatkan pengendalian pemakaian
obat. Dua rekomendasi selanjutnya adalah untuk memastikan perusahaan
memproses bahan baku dengan kualitas yang baik. Tujuan rekomendasi ketiga
adalah agar antar pihak-pihak terkait terdapat komunikasi sehingga keputusan-keputusan
yang diambil menjadi lebih baik. Penggunaan alat pengukur yang
lebih baik selain bertujuan untuk memudahkan orang yang bertugas di gudang
obat, juga untuk mendorong orang yang menerima obat untuk memastikan
kebenaran jumlah yang diterimanya. Penyeragaman program dimaksudkan
untuk menghindarkan kesalahan yang disebabkan karena program yang tidak
konsisten di antara mesin yang satu dengan yang lain. Pengkhususan fungsi
mesin selain meningkatkan efisiensi, juga mengurangi risiko kegagalan proses
celup yang disebabkan pencucian mesin yang tidak bersih. Pengembangan
sistem imbalan dimaksudkan untuk memotivasi operator untuk bekerja dengan
hati-hati sehingga kegagalan proses celup yang disebabkan kecerobohan
operator dapat dihindarkan. Perawatan mesin celup dan generator secara
berkala bertujuan agar mesin celup bekerja dengan baik dan generator sebagai
mesin penghasil listrik selalu dalam keadaan yang siap untuk digunakan
sehingga gangguan proses celup yang dikarenakan masalah sumber energi
dapat dihindarkan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5105 | DIG - FE | Skripsi | AKUN BUD p/96 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain