Computer File
Pemeriksaan operasional atas pengelolaan persediaan dalam upaya mencapai tingkat persediaan yang optimum : studi kasus pada PT. "X"
Dewasa ini persaingan yang ada dalam dunia usaha semakin ketat dan hal ini dirasakan pula oleh perusahaan distributor. Oleh karena itu untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, distibutor harus mampu bersaing.
Salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan distibutor tersebut dalam dunia persaingan adalah pengelolaan persediaan yang baik dan memadai, hal ini disebabkan karena persediaan merupakan aktiva yang sangat besar nilainya bagi perusahaan distributor sebagai penyalur barang dari produsen ke konsumen.
Pengelolaan persediaan yang belum optimum akan menimbulkan berbagai masaiah bagi perusahaan distributor. Adanya pengelolaan persediaan yang belum optimum akan menyebabkan tingkat persediaan yang ada dapat
terlampau besar atau terlalu kecil. Tingkat persediaan yang terlalu besar akan menyebabkan investasi perusahaan macet sedangkan tingkat persediaan yang terlalu kecil akan menyebabkan ketidakpuasan dari pelanggan dan memungkinkan mereka beralih kepada perusahaan lain dan juga dapat menimbulkan biaya tambahan dalam pemesanan karena sering terjadi pemesanan yang mendadak. Karena hal-ha1 di atas dapat menghambat operasi perusahaan maka perlu segera diidentifikasikan masalahnya serta dicari jalan keluarnya agar kerugian yang ditimbulkan akibat dari pengelolaan persediaan yang belum optimum dapat dikurangi.
Pemeriksaan operasional atas pengelolaan persediaan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membantu perusahaan, khususnya pihak manajemen dalam mengidentitikasi masalah-masalah yang timbul dalam
perusahaan khususnya masalah pengelolaan persediaan serta membantu manajemen dengan memberikan rekomendasi atau saran yang berguna dalam perbaikan sistem pengelolaan persediaan yang telah berjalan.
Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian deskriptif analitis dan pendekatan studi kasus dalam penelitiannya. Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengadakan wawancara dengan pihak yang berwenang serta mengumpulkan dokumen-dokumen perusahaan yang menjadi bahan masukan bagi penulis. Pengumpuian data sekunder dipcroleh dari studi kepustakaan atas literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang
sedang diteliti.
Setelah melakukan penelitian penulis memperoleh temuan bahwa pengelolaan persediaan yang belum optimum disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor internal mauptm faktor ekstemal. Faktor-faktor tersebut adalah : faktor fisik gudang, faktor metode (intern perusahaan), faktor manusia, dan faktor lingkungan eksternal. Faktor gudang menjadi masalah bagi perusahaan tersebut karena keamanan gudang yang ada belum memadai sehingga seringkali terjadi kehilangan barang di gudang, serta pengaturan persediaan yang ada di gudang masih belum teratur. Kemudian faktor yang lain adalah metode yang digunakan di perusahaan tersebut belum memadai, antara lain : perencanaan persediaan seringkali tidak tepat, hal ini disebabkan karena perencanaan persediaan yang
ada hanya menggunakan data historis tanpa memperhatikan potensi pasar serta trend penjualan yang ada. Kemudian informasi penting berbentuk laporan seperti laporan perputaran persediaan belum dibuat oleh perusahaan , catatan mengenai reorder point tidak diberikan oleh pusat ke cabang. Terjadinya perangkapan tugas antara orang yang merencanakan persediaan dan yang melakukan pembelian harus dihindari agar pengendalian persediaan dalam perusahaan dapat ditingkatkan. Faktor manusia yang timbul adalah kurangnya
komunikasi antara cabang dan pusat dan hal ini juga disebabkan karena cabang tidak mengetahui berapa besar jumlah barang yang akan dikirimkan kepadanya serta waktu pengiriman, apalagi purchase order yang dikirim ke supplier tidak dikirimkan kepada cabang. Masalah lainnya adalah belum adanya instruksi tertulis mengenai perbedaan jangka waktu antara stock opname “fast moving product” dengan “ slow moving product”, hal ini akan menyebabkan ada barang yang terlalu lama untuk distock opname dan sebaliknya. Masalah yang terakhir adalah supplier yang sering terlambat dalam pengiriman khususnya supplier “fit moving product”. Jika ada keterlambatan ha1 ini akan merugikan perusahaan tetapi perusahaan tidak dapat mengenakan sanksi pada supplier karena tidak adanya perjanjian yang tertulis.
Dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan fisik gudang maka disarankan untuk menambah petugas gudang sehingga tidak perlu mengambil karyawan lain untuk membantu sehingga kalau ada barang hilang dapat lebih
mudah untuk menemukan pelakunya. Kemudian disarankan untuk mempertimbangkan gaji karyawan karena adanya ketidakpuasan terhadap gaji yang telah diberikan. Dengan demikian diharapkan dapat menambah loyalitas
dari para karyawan yang ada.
Metode yang digunakan oleh perusahaan memerlukan banyak perbaikan khususnya antara cabang dengan pusat, disarankan perencanaan persediaan tidak hanya berdasarkan data penjualan historis saja melainkan juga didasarkan pada potensi pasar dan trend penjualan yang ada. Cabang sebaiknya membuat purchase requisition kepada pusat agar ada pengendalian untuk pusat karena selama ini pusat yang menghitung dart pusat yang menentukan jumlah yang dibeli. Kemudian purchase order yang dikirim ke supplier sebaiknya diberikan
pula ke cabang agar cabang tahu jumlah yang sebenarnya dipesan oleh pusat dan waktu pengirimannya. Masalah perangkapan tugas juga harus dihindari yaitu dengan membagi bagian yang merencanakan dan bagian yang membeli di antaranya adalah dibantu dengan perhitungan persediaan dari cabang sehingga ada pengendalian persediaan di pusat. Perlu adanya instruksi tertulis mengenai jangka waktu stock opname masing-masing produk “fast moving product” dan “slow moving product”.
Faktor manusia dapat diperbaiki dengan menjalin komunikasi yang baik antara pusat dengan cabang, yaitu dengan melibatkan cabang dalam penentuan dan perhitungan persediaan yang selama ini hanya dilakukan oleh pusat.
Supplier yang seringkali terlambat ini harus dianalisa dan dibuatlah daftar supplier beserta dengan catatan kedisiplinannya agar kita dapat mengetahui supplier mana yang bertanggung jawab dan mana yang tidak. Dan untuk mencegah keterlambatan yang sering di masa yang akan datang sebaiknya dalam perjanjian yang dibuat dicantumkan mengenai sanksi atas keterlambatan kepada supplier.
Dari beberapa temuan dan rekomendasi sebagai hasil dari pemeriksaan operasional, penulis berharap membantu perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat dari pengeiolaan persediaan yang belum optimum
sehingga pengelolaan persediaan pada perusahaan ini dapat mencapai tingkat yang optimum.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5137 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain