Computer File
Pemeriksaan operasional atas aktivitas pelatihan karyawan guna meningkatkan prestasi kerja karyawan pada PT. Telekomunikasi Indonesia
Perkembangan dunia usaha saat ini terus berlangsung walaupun
keadaan perekonomian masih mengalami krisis. Situasi tersebut
ditambah juga dengan adanya sistem pasar bebas yang bergerak
dinamis. Keadaan ini memaksa setiap perusahaan menjalankan
usahanya lebih efisien agar dapat terus bertahan menghadapi situasi
tersebut. Walaupun perusahaan harus beroperasi seefisien mungkin
perusahaan harus tetap dapat rnempertahankan kuaiitas produk atau
jasa yang dihasilkannya. Selain itu dituntut juga kehandalan
manajemen dalam mengolah sumber daya yang dimiliki perusahaan.
PT. Telekomunikasi Indonesia sebagai perusahaan yang
bergerak dalam bidang telekomunikasi tidak lepas dari keadaan
tersebut. PT. Telekomunikasi Indonesia harus terus meningkatkan
efisiensi agar mampu bertahan menghadapi krisis dan dapat
menghasilkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih. Sehubungan
dengan bidang PT. Telekomunikasi Indonesia yang bergerak dalam
bidang jasa dan berhubungan erat dengan pelayanan maka faktor
yang penting adaiah sumber daya manusia. Sehingga untuk
meningkatkan pelayanan jasa, salah satu peningkatan sumber daya
yang penting dalam perusahaan adalah sumber daya manusia.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan
dengan mengadakan aktifitas peiatihan. Peningkatan kualitas sumber
daya manusia ditunjukkan dengan adanya peningkatan prestasi kerja.
Sehingga dengan pelaksanaan aktifitas pelatihan yang baik maka
diharapkan terjadi peningkatan prestasi karyawan untuk mendukung
pencapaian tujuan perusahaan.
PT. Telekomunikasi Indonesia menyadari bahwa pengembangan
sumber daya manusia melalui program pelatihan yang disusun dengan
baik, akan menguntungkan perkembangan kinerja perusahaan
ditengah-tengah persaingan bisnis yang ketat dan dalam mencapain
target utama PT. Telekomunikasi Indonesia yaitu menjadi World Class
Operator pada tahun 2001. PT. Telekomunikasi Indonesia dalam
mendukung program tersebut telah membuat perubahan dalam sistem
pendidikan dan pelatihan yang selama ini telah dijalankan. Sejak
tahun 1995, aktifitas manajemen pelatihan telah dipisahkan dari
manajemen PT. Telekomunikasi Indonesia maka sejak itu divisi
pelatihan PT. Telekomunikasi Indonesia telah menjadi sebuah divisi
yang berdiri sendiri dan berorientasi profit. Divlat dengan status baru
yang telah dimilikinya tersebut harus membuat perubahan pada sistem
manajemennya dan memperluas lingkup pelayanan.
Pemeriksaan operasional diperlukan untuk membantu
manajemen dalam mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang
terdapat dalam aktifitas pelatihan dan hasil pemeriksaan operasional
berupa saran atau rekomendasi diharapkan dapat memperbaiki atau
meningkatkan pelaksanaan aktivitas pelatihan di divlat PT.
Telekomunikasi Indonesia guna meningkatkan prestasi kerja karyawan
di masa-masa mendatang.
Penelitian yang dilakukan penulis menggunakan metode
deskriptif analitis, yaitu penelitian dilakukan berdasarkan data yang
diperoleh selama melakukan penelitian disertai analisa atas data yang
diperoleh tersebut. Pengumpulan data diperoleh dari penelitian di
divlat PT. Telekomunikasi Indonesia ditambah dengan angket yang
disebarkan pada karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia yang telah
mengikuti pelatihan khususnya yang berasal dari Kandatel Bandung.
Penyebaran angket dilakukan untuk mengetahui pendapat mereka atas
aktifitas pelatihan yang tadi dilaksanakan, dan apakah hal tersebut
mempengaruhi prestasi kerja mereka. Hasil kuesioner dianalisa
dengan menggunakan perhitungan statistik yaitu korelasi Rank
Spearman (rs) dan pengujian signifikansi r, dengan menggunakan
distribusi student t (uji t) dan tingkat signifikansi sebesar 0,05 dengan
tes satu sisi.
Pemeriksaan operasional atas aktifitas pelatihan yang
dilaksanakan penulis di divlat menggunakan prosedur-prosedur yang
tercantum dalam Quality Manual sebagai dasar pembanding dengan
pelaksanaan yang telah berjalan. Hasil analisa atas pelaksanaan
aktifitas pelatihan memberikan kesimpulan bahwa aktifitas pelatihan
yang telah dilaksanakan berjalan dengan baik dan memadai sesuai
dengan prosedur yang berlaku meskipun masih terdapat beberapa
kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu divlat harus lebih
memperhatikan kekurangan-kekurangan yang ada dan
memperbaikinya, sehingga pelaksanaan aktifitas pelatihan dapat lebih
optimal hasilnya dan pada akhirnya dapat mencapai tujuan
perusahaan.
Berdasarkan perhitungan statistik didapatkan nilai rs = 0,209792
yang berarti bahwa kedua variabel yaitu aktivitas pelatihan (variabel
x) dan prestasi kerja (variabel y) mempunyai hubungan searah, dan
termasuk ke dalam no association or low association. Hal itu berarti
peningkatan pada variabel x tidak diikuti oleh peningkatan variabel y.
Dengan menguji signifikansi r, diperoleh hasil bahwa karyawan yang
telah mengikuti pelatihan menolak hipotesis, berarti aktivitas pelatihan
tidak ada kaitannya dengan peningkatan prestasi kerja.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5222 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain