Computer File
Studi kelongsoran lereng kolam Waduk Kolhua di Nusa Tenggara Timur
Dalam membangun suatu bendungan perlu banyak hal yang dipertimbangkan secara matang, diantaranya adalah mengenai stabilitas lereng kolam waduknya dengan kondisi tanah dasar yang tersedia. Karena itu perlu dilakukan penyelidikan geoteknik secara menyeluruh baik pada lokasi bangunan utama maupun kolam waduknya agar
keamanan bangunan utama dan kolam waduknya dapat terjamin selama umur guna bendungan.
Analisa stabilitas lereng kolam waduk dilakukan pada kondisi kritis seperti surut cepat (“rapid drow dawn”) dan saat waduk terisi penuh dengan meninjau kondisi saat gempa dan tanpa gempa menggunakan parameter design kuat geser puncak dan sisa. Untuk menganalisa stabilitas lereng kolam waduk digunakan program komputer STABL/G dimana output dari program ini menunjukan faktor keamanan minimum melalui bidang longsoran yang paling kritis sehingga dapat diketahui stabilitas lereng kolam waduk dengan membandingkan nilai faktor keamanan yang diperoleh dengan nilai faktor keamanan yang disyaratkan. Melalui hasil yang diperoleh dapat dipikirkan lebih lanjut cara menangani masalah kelongsoran pada design lereng perbaikan kolam waduk.
Sebagai bahan studi kasus masalah ini dipakai proyek rencana pembangunan bendungan Kolhua yang terletak di Nusa Tenggara Timur.
Dari hasil yang diperoleh dalam analisa stabilitas melalui program STABL/G terhadap 4 buah lereng asli dengan profil A,B,C,D pada kolam waduk yang ditinjau, kondisi lereng asli profil A dan B dalam keadaan stabil sedangkan profil C dan D dalam keadaan tidak stabil, masing-masing mempunyai kemiringan lereng yang
berbeda. Kriteria beberapa alternatif design lereng perbaikan melalui profil D sebagai acuan bagi profil lainnya yang dilakukan untuk mengatasi masalah ketidakstabilan, dengan kemiringan lereng design sebesar 15 derajat yang memberikan nilai faktor keamanan design sebesar 1.7 diperoleh setelah mengolah hasil dari analisa stabilitas. Kemiringan lereng asli dibawah 15 derajat tidak dilandaikan, bila kelongsoran terjadi pada lereng ini maka dipakai cara penghijauan dengan penanaman tumbuh-tumbuhan di permukaan lereng sedangkan kemiringan lereng asli diatas 15 derajat perlu dilandaikan dengan cara pengupasan permukaan lereng berdasarkan kemiringan lereng design, kemudian dilakukan penghijauan, material hasil pengupasan lereng akan dipakai sebagai bahan timbunan pada bendungan sehingga dengan demikian diperoleh alternatif design yang
paling baik untuk dipakai dalam studi kasus ini sehingga memberikan hasil yang maksimal sesuai dengan harapan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp16145 | DIG - FTS | Skripsi | GEOT TAN s/97 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain