Computer File
Analisis pengendalian kualitas guna mengurangi tingkat kegagalan produk pada perusahaan perternakan ayam pedaging CV X, Bandung
Berlakunya pasar bebas ASEAN 2003, mengakibatkan semakin maraknya persaingan dalam dunia industri di Indonesia. Agar dapat mengungguli pesaing lain, perusahaan harns memiliki strategi jika ingin bertahan atau bahkan unggul dari para pesainguya. Salah satu caranya dengan berproduksi secara efektif dan efisien. Efisien dapat dicapai, salah satu caranya adalah menghilangkan pemborosan akibat produk yang gagal dengan meningkatkan kualitas produk tersebut. Oleh karena itu, penting bagi perusalman untuk memantau kegagalan produk dalam proses produksinya, dan diusahakan ditekan seminimal mungkin. Untuk memantau kegagalan produk, perlu adanya pengendalian kualitas yang berfungsi membandingkan produk yang dihasilkan dengan standar kualitas yang telah ditetapkan sehiugga dapat memenuhi kepuasan konsumen. Analisis Pengendalian Kualitas yang dilakukan penulis dalam perusahaan untuk mengidentifikasi masalah-masalah kegagilian produk yang teljadi di perusahaan, dan dapat membantu untuk mengatasinya. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode yang dipus atkan pada pemecahan masalah aktual dengan mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas atas objek yang diteliti. Penulis juga melakukan observasi secara langsung keperusahaan dan melakukan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, rata-rata kegagalan
yang teJjadi di perusahaan sebesar 7,44% dari total produksi. Terdapat 4 jenis
kegagalan, dan yang paling banyak teJjadi adalah sakit karena virus atau bakteri,
sebanyak 1043 ekor atau 64,86%. Kegagalan yang paling sering teljadi pada saat
ayam memasuki masa pemeliharaan 7-15 hari. Hasil analisis dengan menggunakan
Diagram Tulang lkan, diperoleh bahwa sebagian besar faktor yang menyebabkan
teljadinya kegagalan adalah karena faktor manusia dn lingkungan. F aktor manusia
dari pekeJja biasanya karena lelah, lalai, dan kurang cepat meresponi kebutuhan
temak. Pengawas kurang ketat dalam menjalankan tugasnya, sehingga beberapa
prosedur sering terlewatkan. F aktor lingkungan yang paling besar adalah faktor
cuaca yang tidak stabil dan kebersihan lingkungan kandang dan sekitarnya masih
dirasa kurang mengingat daerah sekeliling kandang adalah tanah berumput. Keadaan
yang demikian dianggap rawan bakteri dan memudahkan ayam terkena penyakit.
Pendapatan penjualan (produk baik = 21,600 ekor ayam) adalah Rp. 164,124,000,- dan total pendapatan (produk baik = 19,992 ekor ayam, produk gagal = 1608 ekor ayam) adalah Rp_ 142,688,455,-. Dari data tersebut diketahni kerugian yang timbul karena adanya produk gagal untuk periode Juli 2004 hingga Desember 2005 adalah Rp. 21,435,545,-
Saran yang diusulkan penulis adalah, yang pertama, akan lebih baik jika pengendalian kualitas yang ada lebih ditingkatkan lagi dengan meningkatkan kinerja pekerja sehingga lebih cepat meresponi kebutuhan temak. Kedua, sebaiknya dokter hewan dan pekelja diberikan pengarahan sehingga lebih waspada dalam mendeteksi virus yang menyerang temak dengan cara melihat kejanggalan pada temak tersebut Ketiga, pekelja lebih menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kandang dan di dalam kandang untuk mencegak berkembangnya bibit penyakit dan dapat membahayakan pekeIja dan temak. Kelima, memperhatikan kualitas pangan sehingga bobot rata-rata ayam dapat mencapai standar, yaitu seberat 1,3-1,4 kilogram.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp715 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ CHA a/06 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain