Computer File
Peranan analisis breakeven point sebagai alat bantu dalam perencanaan laba Kebun Binatang Bandung
Sejak tahun 2005 jumlah pengunjung Kebun Binatang menurun secara drastis, hal tersebut disebabkan penyebaran virus flu burung yang sampai ke wilayah Indonesia,
penurunan jumlah pengunjung tersebut temyata berianjut sampai saat ini, hal tersebut menyebabkan pendapatan yang diterima Yayasan Margasatwa Tamansari berkurang dari
tahun ke tahun. Naiknya harga bahan - bahan pokok seperti biaya pakan hewan, listrik dan biaya biaya lainnya juga membuat kondisi Kebun Binatang semakin mengkhawatirkan, hal terse but menyebabkan laba yang diterima Yayasan menjadi
sedikit.
Laba adalah salah satu hal penting yang harus selalu diperhatikan karena laba menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Laba yang diperoleh dipengaruhi oleh
volume penjualan, harga jual, pendapatan serta biaya-biaya yang dikeluarkan. Untuk dapat merencanakan laba, perusahaan harus melakukan suatu anal isis yang dapat
memberitahu kapan perusahaan akan mencapai Breakeven point (titik dimana perusahaan memiliki jumlah pendapatan yang sama dengan jumlah biaya). Dengan mengetahui titik
ini, perusahaan dapat menetapkan strategi yang akan diambil untuk mendapatkan laba tertentu.
Penelitian dengan metode deskriptif ini menggllnakan data-data pendapatan dan biaya yang terjadi pada Keblln Binatang Bandllng periode Mei 2006 - April 2007, selanjutnya
data-data tersebut diolah dengan rumus keuangan yang ada untuk menentukan perkiraan Breakeven Point pada saat ini. Selain itu penulis juga memprediksi upaya-upaya untuk
memperbaiki kinerja Kebun Binatang dan menghitung perkiraan harga saat Breakeven point jika upaya tersebut dilakukan oleh Yayasan.
Dari hasil perhitungan, diperoleh perkiraan jumlah pengunjung saat breakeven point pada kondisi saat ini dimana perusahaan menetapkan harga Rp 9.000 adalah sebanyak 540.897 pengllnjung per tahun atau sebanyak 45.075 orang pengunjung per bulan. Apabila
Yayasan tidak melakukan upaya apapun untuk meningkatkan kinerja Kebun Binatang pada peri ode Mei 2007 - April 2008 dan prediksi jumlah pengunjung adalah sebanyak
600.000 orang pengunjung maka harga saat Breakeven point adalah sebesar Rp 8.514.
Bila dilakukan upaya perbaikan terhadap beberapa saran a Kebun Binatang maka menyebabkan peningkatan biaya sebesar 26,92% dan perk iraan harga saat Breakeven
point adalah sebesar Rp 9.817 per pengunjung. Apabila dilakukan upaya pembangunan kembali beberapa sarana Kebun Binatang Bandung maka biaya akan meningkat tajam
yaitu sebesar 177 %, harga pada saat Breakeven point adalah sebesar Rp 21.085. Dengan mengetahui titik breakeven, pengurus dapat membuat strategi yang Iebih baik untuk merencanakan laba yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Selain itu dengan melakukan prediksi upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja,
menjadi bahan pertimbangan bagi pengurus untuk meningkatkan kualitas Kebun Binatang scbagai sebuah objek wisata.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp1265 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ NOV p/07 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain