Computer File
Peranan activity-based costing dalam perhitungan biaya untuk menganalisis laba per pelanggan dalam menentukan tindakan yang tepat terhadap pelanggan : studi kasus di PT N
Berkembangnya industri pasta gigi di Indonesia menimbulkan persaingan
yang samakin ketat dalam memperebutkan pasar. PT. N adalah salah satu produsen
pasta gigi yang turut serta dalam memperebutkan pasar. PT. N tidak cukup hanya
mencari pelanggan melainkan PT. N harus mencari pelanggan yang menguntungkan,
sehingga dapat memberikan laba bagi perusahaan.
Seringkali perusahaan membebankan biaya operasional berdasarkan unit
driver, tetapi tidak semua biaya operasional merupakan unit level costs, ada juga
yang merupakan batch level costs, costumer sustaining costs, distribution channel
costs, dan corporate sustaining costs, sehingga informasi yang diperoleh menjadi
tidak akurat. Activity based costing membebankan biaya operasional berdasarkan
konsnmsi aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbnlnya biaya, sehingga informasi
yang dihasilkan akan lebih akurat.
Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif
analisis pada PT. N. PT. N membebankan biaya operasional kepada pelanggan
berdasarkan persentase terhadap harga pokok penjualan. Dalam penelitian ini penulis
mengambil data biaya dan harga jual yang terjadi atas beberapa sampel pelanggan
yang berbeda selama tubun 2006 dan kemudian melakukan pembebanan ulang biaya
operasional menggunakan metode activity based costing.
Setelah melakukan penelitian, didapat perbedaan jumlah biaya operasional
yang dibebankan ke pelanggan, yang dikarenakan penggunaan dasar pembebanan
yang berbeda antara metode activity based costing dengan metode pembebanan
PT. N. Metode pembebanan PT. N membebankan biaya operasional berdasarkan
harga pokok penjualan, sedangkan metode activity based costing membebankan
biaya berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi sehingga menghasilkan informasi biaya
yang lebih akurat. Maka dari itu didapatkan pelanggan yang menurut perhitungan
pembebanan PT. N memberikan keuntungan temyata malah menimbulkan kerugian
setelah dihitung dengan menggunakan activity based costing.
Kesimpulan yang didapat adalah bahwa metode activity based costing dapat
menghasilkan informasi biaya yang lebih akurat dalam menganalisis laba per
pelanggan, sehingga manajer dapat mengambil kebijakan yang tepat untuk
mendorong tiap pelanggan agar memberikan kontribusi yang positif bagi PT. N. Jika
setiap peJanggan yang merugikan dapat menjadi pelanggan yang menguntungkan,
dan laba dari setiap pelanggan yang sudah menguntungkan dapat diungkatkan, maka
dengan sendirinya laba PT. N secara keseluruhan akan turut meningkat.
Beberapa saran yang dapat diberikan adalah: untuk pelanggan seperti PD. L
yang memiliki margin yang tinggi dengan biaya yang tinggi pula, PT. N dapat
mencoba mengurangi biaya pengiriman dengan menegosiasikan pengurangan jumlah
pengiriman atau dengan memilih altematif jasa angkutan yang lebih murah. Untuk
pelanggan seperti PT. SD yang memiliki margin yang tinggi dengan biaya pelayanan
yang rendah, PT. N harus dapat mempertahankarmya dengan meningkatkan kepuasan
pelanggan, dengan memberikan diskon, barang-barang promosi, atau menambah
jumlah kunjungan pelanggan. Sedangkan untuk pelanggan seperti PT. AB, PT. AN,
dan PT. D, yang memiliki margin yang rendah dengan biaya pelayanan yang tinggi,
perusahaan harus menghapus pemberian diskon dan menegosiasikan pengurangan
jumlah pengiriman. Perusahaan dapat mempertahankan pelanggan seperti ini apabila
pelanggan ini merupakan pelanggan yang setia, berpotensi untuk meningkatkan
penjualannya, memberi kesempatan untuk belajar, atau dapat menarik pelanggan lain
sehingga menambah keseluruhan penjualan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp4296 | DIG - FE | Skripsi | AKUN NIK p/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain