Computer File
Peranan job order costing dalam menentukan laba tiap job : studi kasus pada PT C59, Bandung
Perkembangan ekonomi dunia ditambah dengan adanya ASEAN Free
Trade Area (AFTA) memengaruhi tingkat persaingan di dalam negeri dan juga di
luar negeri. Tingkat persaingan yang begitu tinggi menyebabkan perusahaan harus
memiliki competitive advantages yang dapat berupa kualitas produk yang lebih baik
atau harga jual yang lebih bersaing. Di samping itu perusahaan juga harus
memperhatikan laba yang didapat agar perusahaan dapat terus bertahan hidup. Dalam
industri manufaktur, salah satu komponen yang memengaruhi laba adalah harga
pokok produk. Harga pokok produk harus dihitung secara akurat, sehingga
perusahaan dapat menghitung laba yang didapat secara lebih akurat.
Faktor yang berpengaruh terhadap harga pokok produk adalah biaya
Biaya produksi akan dibebankan ke produk menggunakan dua cara, yaitu ditelusuri
langsung dan dialokasikan. Job order costing merupakan prosedur akumulasi biaya
untuk membebankan biaya ke tiap job atau sekelompok produk. Prosedur ini biasa
dilakukan pada perusahaan yang memproduksi berdasarkan pesanan, produknya
khusus, dan jumlahnya relatif sedikit.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel, yaitu
penentuan laba tiap job sebagai dependent variable dan penggunaan job order
costing sebagai independent vartable yang memengaruhi dependent variable. Penulis
memilih PT C59 sebagai objek penelitiannya. PT C59 adalah perusahaan yang
memproduksi pakaian bersablon baik untuk dijual secara retail maupun berdasarkan
pesanan. Penulis melakukan penelitian untuk melihat apakah perusahaan telah
menghitung laba tiap job dengan akurat atau penggunaan job order costing dapat
diterapkan pada perusahaan sehingga perhitungan laba yang didapat menjadi lebih
akurat.
Penulis menggunakan enam buah sampel job yang diambil antara
bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2008 untuk dibandingkan. Dari enam
buah sampel yang ada, penuJis menguraikan perhitungan biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik menggunakan metode yang
dimiliki PT C59 dan menggunakan job order costing. Menurut PT C59, biaya tenaga
kerja langsung untuk tiap job dihitung menurut upah minimum regional dibagi
dengan hasil pekerjaan dalam satu bulan, kemudian dikalikan dengan jumlah pesanan.
Sedangkan dengan menggunakan job order costing perusahaan dapat menghitung
biaya tenaga kerja langsung berdasarkan jam yang digunakan untuk memproduksi
tiap job. Untuk perhitungan biaya overhead pabrik, perusahaan menghitung
berdasarkan jumlah order pada bulan bersangkutan. Menurut penulis sebaiknya biaya
overhead pabrik dialokasikan menggunakan dasar alokasi yang memiliki hubungan
sebab akibat dengan biayanya. Dalam hal ini penulis menggunakan multiple rate
yang berbeda antara departemen satu dengan lainnya Dari hasil yang didapat,
perhitungan harga pokok produk menurut PT C59 belum akurat, terlihat dari adanya
job yang undercosted dan overcosted Dengan menggunakan job order costing,
diharapkan harga pokok produk yang dihasilkan menjadi lebih akurat, karena
dihitung berdasarkan sumber daya yang digunakan masing-masing job. Perhitungan
harga pokok produk yang lebih akurat akan menghasilkan perhitungan laba yang
lebih akurat.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp4535 | DIG - FE | Skripsi | AKUN YOE p/10 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain