Computer File
Peranan Paris Club terhadap perekonomian Indonesia di masa krisis
Selama tiga dekade menjelang krisis ekonomi, Indonesia menunjukkan kinerja pembangunan ekonomi yang sangat baik. Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa dikatakan relatif stabil pada kisaran 7-8 %, tingkat inflasi selalu dapat ditekan dibawah dua digit, sarana-prasarana ekonomi tumbuh dengan cepat, dan indeks pengembangan manusia meningkat secara signifikan. Namun kondisi ini tidak dapat dipertahankan ketika krisis ekonomi mulai menghantam pada akhir tahun 1997. dimulai dengan jatuhnya nilai mata uang Baht Thailand terhadap US$, terjadilah krisis ekonomi berantai yang menghantam Negara-negara di kawasan Asia dan akhirnya merembet ke Indonesia. Korea Selatan, Malaysia, Filipina, dan Thailand dianggap paling cepat melepaskan diri
dari jerat krisis yang menghantam. Sebaliknya, Indonesia justru semakin terpuruk dalam kemelut ekonomi yang tak kunjung terselesaikan.Secara umum dapat diidentifikasikan bahwa krisis ekonomi di Indonesia terjadi karena lemahnya fundamental perekonomian Indonesia, yang ditandai oleh; tingginya tingkat ketergantungan utang luar negeri, lemahnya pengelolaan sektor Perbankan, tingginya tingkat ketergantungan atas produk-produk impor, terlalu dominannya investasi jangka pendek beresiko sebagai sumber investasi, serta lemahnya kontrol atas sektor fiskal dan moneter. Hal utama yang menyebabkan Indonesia terpuruk dalam kemelut krisis perekonomian adalah besarnya utang luar negeri. Untuk mencari solusinya Indonesia datang ke sebuah forum negara-negara kreditur yang disebut Paris Club. Paris Club kernudian bersedia rnembantu Indonesia dengan mernberikan tiga kali penjadwalan ulang utang luar negeri Indonesia melalui tiga kali perundingannya, pada tahun 1998, 2000, dan 2002. Penjadwalan ulang yang diberikan Paris Club ini memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perekonomian Indonesia, khususnya pada APBN Indonesia. Pada tabun-tahun masa krisis ekonomi, APBN Indonesia selalu mengalami defisit, penerimaan Negara selalu tidak seimbang dengan pengeluaran Negara. Dari sini, penjadwalan ulang dari Paris Club memberikan peranan yang besar. Dengan penjadwalan ulang, pemerintah Indonesia dapat menunda untuk membayar utang luar negerinya, sehingga dana yang tadinya diperuntukkan untuk membayar utang luar negeri dapat dialokasikan untuk keperlua Negara yang lebih penting, seperti misalnya memberi kenaikan gaji pegawai, dengan kenaikan gaji, daya beli pegawai akan naik, produk-produk akan dapat terjual, buruh-buruh bias mendapat upah, sehingga dapat rnenjalankan roda perekonomian. Maka, penjadwalan ulang dari Paris Club mernpunyai peranan yang besar terhadap perekonomian Indonesia. Selain membantu menyelamatkan APBN Indonesia, juga membantu menjalankan roda perekonomian Indonesia, yang akhirnya dapat membantu Indonesia untuk keluar dari krisis ekonomi.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp13003 | DIG - FISIP | Skripsi | HI BUD p/06 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain