Computer File
Dampak kerjasama menuju ASEAN - China Free Trade Area dalam kerangka normal track I terhadap kinerja perdagangan sembilan industri strategis Indonesia - China
Isu restruktrurisasi ekonomi menjadi isu penting paska Perang Dunia II.
Dalam pertemuan Bretton Woods, disetujui sebuah bentuk pengaturan
perdagangan internasional yang disebut General Agreement on Tariff and Trade
(GATT) yang dikemudian hari bertransformasi menjadi World Trade
Organization (WTO).
Pasca kemunculan WTO, akibat ketakutan akan ancaman perdagangan
internasional yang semakin meluas, muncul femomena perdagangan regional atau
regional trading blocs. Banyak negara, baik yang maju maupun berkembang
bergabung dalam organisasi ekonomi regional karena merasa perdagangan
internasional sulit dilakukan dan cenderung merugikan mereka. Masing-masing
negara memiliki keunggulan dan industri strategisnya sehingga memiliki kekuatan
bersaing dalam regional trading blocs. Hal ini yang mendasari kerjasama
ASEAN-China Free Trade Area, dimana ASEAN dan China mendapatkan
fasilitas perdagangan yang mempermudah akses masuk barang dan jasa, dimana
hambatan perdagangan dihilangkan.
Melihat pada fenomena regional trading blocs, asumsi bahwa bergabung
dalam regional trading blocs menguntungkan semua pihak terutama negara kecil,
serta kemunculan ASEAN-China Free Trade Area, penulis tertarik meneliti
dampak dari kerjasama ASEAN-China Free Trade Area terhadap kinerja
perdagangan antara Indonesia-China, terkait dengan perdagangan bebas sembilan
industri strategis non-migas yang merupakan sumber terbesar devisa Indonesia.
0 leh karena itu penulis membuat sebuah penelitian dengan pertanyaan riset,
"Bagaimana dampak kerjasama menuju ASEAN-China Free Trade Area dalam
kerangka Normal Track I terhadap kinerja perdagangan sembilan industri strategis
Indonesia-China?"
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi yang komprehensif
mengenai dampak kerjasama ACFTA bagi kinerja perdagangan Indonesia dengan
China dari tahun 2003 hingga 2009. Pada akhirnya penulis mengambil
kesimpulan bahwa dengan adanya ACFT A, dampak yang muncul adalah unequal
benefit dimana China lebih diuntungkan dengan adanya ACFTA. Lebih jauh,
unequal benefit memunculkan defisit perdagangan, neraca Indonesia selalu
mengalami kerugian dalam perdagangan sembilan industri strategis dengan China.
Selain itu, muncul persaingan produk yang tidak seimbang dalam pasar domestik
masing-masing, dimana penetrasi produk China di Indonesia sangat kuat
sedangkan penetrasi produk Indonesia di pasar China sulit dilakukan karena
kurangnya daya saing.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp13810 | DIG - FISIP | Skripsi | HI KUR d/11 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain