Computer File
Pra desain trase dan geometrik pengembangan Jalan Gedebage-Cimencrang Kota Bandung
Kawasan Gedebage direncanakan menjadi Pusat Primer Kedua yang akan dikembangkan untuk
mengurangi beban aktivitas dan lalu lintas di Pusat Kota Bandung dan Bandung bagian barat.
Untuk mewujudkan tujuan pengembangan tersebut salah satu faktor yang perlu direncanakan
dengan baik adalah transportasi, berupa akses yang memadai untuk proses transportasi. Untuk
memfasilitasi kebutuhan transportasi yang akan bertambah seiring dengan berkembangnya sebuah
daerah, perlu dibuat penambaban jaringan transportasi. Untuk mengembangkan sistem jaringan
transportasi di daerab Gedebage maka salah satu langkah yang dilakukan Pemkot Bandung adalah
meningkatkan jalan lokal baik dari aspek teknis maupun fungsi. Pemkot Bandung merencanakan
peningkatan jalan yang menghubungkan Cimencrang dan Gedebage, dari jalan lokal menjadi jalan
kolektor sekunder. Pengembangan jalan yang dilakukan pada prinsipnya akan menggunakan jalan
yang lama. Tujuan studi ini adalah menganalisis jalan yang sudah ada untuk tujuan pengembangan
jalan tersebut, mendesain altematif trase baru untuk kemudian membandingkan trase yang sudah
ada dengan trase alternatif yang baru. Analisis yang dilakukan adalah analisis geometrik dan
analisis dari segi tata guna lahan. Analisis geometrik yang dilakukan memperlihatkan bahwa
pengembangan jalan yang direncanakan tidak bisa diterapkan pada jalan yang sudab ada menurut
kriteria desain yaitu AASHTO 2001 karena beberapa tikungan yang direncanakan hanya mampu
melayani kecepatan rencana 20 km/jam, selain itu terdapat beberapa tikungan yang berjarak terlalu
dekat sehingga lengkung horisontal yang direncanakan saling menumpuk. Trase alternatif yang
baru bisa memenuhi kriteria desain alinyemen horisontal yang disyaratkan AASHTO 2001.
Perencanaan alinyemen horisontal pada trase alternatif mampu melayani kecepatan rencana 50
km/jam Dapat dikatakan babwa secara geometrik trase yang baru lebih unggul dari trase yang
sudah ada. Dari analisis tata guna lahan diketahui bahwa untuk rencana pengembangan jalan yang
dilakukan pada trase yang sudah ada memiliki kelemaban yaitu perlu dilakukan pembabasan lahan
pertanian seluas 12292 m2 dan fasilitas umum yaitu 2770 m2 lahan pemukiman dan 2 rumah
ibadah. Trase yang baru memerlukan pembebasan lahan seluas 23983 m2 berupa lahan pertanian,
pemukiman warga yang perlu dibebaskan adalah seluas 506 m2. Hal ini herarti secara tata guna
lahan trase yang baru juga unggul karena dampak perubahan tata guna lahan terhadap tatanan
kehidupan masyarakat sekitar lebih sedikit dibandingkan trase yang lama.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp15126 | DIG - FTS | Skripsi | TRANS ARS p/06 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain