Computer File
Evaluasi modulus elastisitas lentur untuk tiga jenis kayu Indonesia dengan uji non - destruktif getaran bebas
Kayu merupakan salah satu material konstruksi yang bersifat ortotropik walaupun dalam
perhitungannya seringkali disederhanakan sebagai material isotropik. Material orthotropik berarti
kayu mempunyai sifat dan kekuatan dalam tiga arah yaitu tangensial, longitudinal, dan radial yang
tidak sama. Kayu sebagai material konstruksi harus mempunyai modulus elastisitas yang cukup
untuk mendukung kekakuan dalam menunjang sebuah struktur. Modulus elastisitas kayu
bermacam-macam tergantung dari jenis kayu dan metode pengujian yang dilakukan. Salah satu
metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan modulus elastisitas kayu adalah dengan
pengujian non-destruktif getaran bebas. Melalui uji ini didapatkan modulus elastisitas dinamik
(MOEd). Modulus elastisitas kayu juga dapat dicari dengan uji non-destruktif pembebanan statik.
Dalam uji pembebanan statik didapatkan modulus elastisitas statik (MOEs). Kedua uji ini dapat
dilakukan dengan bantuan alat pengujian trandsucer yang dapat membaca periode getaran kayu
maupun besar lendutan kayu yang timbul akibat beban statik. Kayu yang diuji dibatasi pada jenis
kayu meranti, bangkirai dan kruing dengan kadar air antara 12% - 15%. Benda uji berupa balok
kayu berukuran 1850x100x20mm. Hasil yang diperoleh dari kedua pengujian tersebut dianalisis
dengan menggunakan persamaan getaran bebas dan pembebanan statik. Hasil pengujian
menunjukkan untuk kayu jenis meranti didapatkan MOEd = 17772,04 MPa dan MOEs = 10320,94
MPa. Untuk kayu jenis bangkirai didapatkan MOEd = 20247,08 MPa dan MOEs = 22876,29 MPa.
Untuk kayu jenis kruing didapatkan MOEd = 22597,37 MPa dan MOEs = 29416,93 MPa. Semua
persamaan yang diperoleh mengunakan satuan N/mm^2 (MPa).
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp15372 | DIG - FTS | Skripsi | STR SAN e/07 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain