Computer File
Faktor-faktor yang mempengaruhi ruang sewa kosong pada pusat perbelanjaan suatu tinjauan berdasarkan aspek tata letak tenant : obyek studi BIP Jl. Merdeka Bandung
Indikator sebuah sukses atau tidaknya sebuah pusat perbelanjaan, ditandai dengan
lakunya semua ruang sewa yang ada. Hal ini karena ruang sewa yang ada merupakan
pemasukan utama bagi sebuah pengelola pusat perbelanjaan. BIP sebagai pusat perbelanjaan
yang terletak di kawasan pusat kota Bandung merupakan salah satu contoh yang menarik. Pada
tahun 2004, BIP melakukan renovasi bangunannya. Akan tetapi setelah renovasi dilakukan,
tingkat penyewaan menurun. Banyak sekali ruang tenant yang tidak laku untuk disewakan.
Sirkulasi merupakan sebuah key factor dalam perencanaan pusat perbelanjaan. Pusat
perbelanjaan yang diminati saat ini adalah pusat perbelanjaan yang menempatkan seluruh
unitnya pada jalur utama. Pola sirkulasi di dalam bangunan terbentuk akibat penataan posisi
tenant serta perletakan sarana sirkulasi seperti escalator, lift, tangga dan sebagainya. Penataan
posisi tenant dapat mempengaruhi perdagangan secara langsung. Semakin banyak pengunjung
yang melalui toko, maka potensi perdagangan akan semakin besar. Agar mencapai kesuksesan
pada seluruh bangunan pusat perbelanjaan, maka penataannya harus diatur secara cermat agar
pengunjung melewati toko sebanyak mungkin.
Berdasarkan analisa yang ada, penyebab utama kosongnya ruang sewa adalah tata
letak tenat yang buruk. Jalur sirkulasi yang buruk bisa disiasati dengan penataan tenant sehingga
pengunjung dapat menyebar secara merata pada seluruh jalur yang ada pada bangunan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp17695 | DIG - FTA | Skripsi | ARS GIO f/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain