Computer File
Hubungan pengendalian iklim mikro pada tapak dengan kenyamanan termal : objek studi rumah ibadah Gereja Bunda Tujuh Kedukaan, Bandung
Kenyamanan termal pada daerah tropis membutuhkan penanganan khusus.
Masalah utama yang terdapat pada daerah tropis adalah radiasi matahari yang besar dan angka curah hujan yang tinggi. Radiasi matahari yang besar dapat mcnyebabkan temperatur udara yang tinggi, sedangkan curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan kelembaban udara meningkat. Oleh karena itu perlu perlu perlindungan khusus pada
bangunan untuk mengatasi iklim di daerah tropis guna mengkondisikan kenyamanan termal. Gereja sebagai bangunan ibadah, tentunya memerlukan kenyamanan, baik secara psikis maupun fisik. Kenyamanan termal sebagai salah satu bentuk dari kenyamanan fisik menjadi aspek yang penting dalam desain sebuah gereja. Dengan kondisi termal yang baik di dalam gereja diharapkan kekhusukan ibadah dapat tercapai dengan baik pula. Gereja Bunda Tujuh Kedukaan merupakan gereja Katholik ketiga tertua di Kota Bandung, dan sampai saat ini belum menggunakan sistem penghawaan buatan. Hal ini menandakan bahwa desain gereja tersebut mampu menjawab masalah-masalah yang ada pada daerah dengan iklim tropis, dari sejak dibangun hingga saat ini. Padahal bangunan gereja ini memiliki bentuk persegi panjang dengan orientasi BaratTimur, dimana orientasi bangunan seperti ini justru akan "mengundang" masalah pada daerah dengan iklim tropis karena intensitas dan radiasi matahari lebih banyak diterima pada sisi Timur dan Barat bangunan. Penelitian akan menggunakan metode deskrptif-kuantitatif-kualitatif, yakni mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, dan kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan teori-teori Fisika Bangunan tentang kenyamanan termal. Pada tapak Gereja Bunda Tujuh Kedukaan, banyak ditemui vegetasi berupa pepohonan yang rindang pada sisi Barat dan Timur. Pepohonan ini dapat berfungsi untuk "menyaring" sinar matahari yang
masuk ke dalam tapak. Dengan adanya pepohonan, panas radiasi dari matahari dapat dikurangi. Akan tetapi pepohonan pada sisi Timur kurang bekerja secara optimal karena jarak antar pepohonan yang renggang, sedangkan pada sisi Barat pepohonan bekerja secara optimal dalam "menyaring" sinar matahari yang masuk ke tapak. Hal ini disebabkan karena pada sisi Barat, jumlah pohon lebih banyak, dan jarak antara pohon lebih rapat. Selain itu pada sisi Barat jarak pepohonan dengan bangunan relatif dekat, sehingga pembayangan oleh pepohonan dapat mengenai banguuan gereja. Secara umum , Gereja Bunda Tujuh Kedukaan telah menerapkan ilmu Fisika Bangunan dalam
desain bangunannya. Hal ini terlihat dari penggunaan material, dan ventilasi yang bekerja dengan baik di dalam bangunan. Hal ini tentunya berguna untuk mengkondisikan kenyamanan termal di dalam bangunan gereja.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp17916 | DIG - FTA | Skripsi | ARS CAN h/07 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain