Computer File
Perbedaan elemen arsitektur hasil akulturasi budaya, antara Keraton Kanoman dan Keraton Kacirebonan, Cirebon
Kota Cirebon merupakan suatu kota strategis yang memiliki empat buah keraton hasil dari dua kali perpecahan yang terjadi. Perpecahan pertama menyebabkan berdirinya Kesultanan Kasepuhan, Kesultanan Kanoman dan Kesultanan Kaprabonan. Sedangkan perpecahan kedua menyebabkan keturunan Kesultanan Kanoman mendirikan kerajaan baru bernama Kesultanan Kacirebonan. Letak Kota Cirebon yang strategis menyebabkan banyak masyarakat dari wilayah maupun negara lain yang datang untuk bergadang. Dari situlah terjadi akulturasi budaya dengan masyarakat setempat yang terwujud maupun artefak-artefak seperti pada keraton ini. Akan tetapi, terlihat perbedaan pengaruh budaya antara arsitektur Keraton Kacirebonan dengan Keraton Kanoman yang merupakan leluhurnya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan perbedaan yang tampak pada elemen-elemen arsitektur hasil akulturasi budaya diantara kedua keraton tersebut. Penelitian ini diawali dengan studi literatur mengenai apa itu elemen arsitektur dan akulturasi dalam arsitektur beserta model-modelnya. Selanjutnya juga dilakukan studi terhadap arsitektur Hindu-Budha, arsitektur Cina, arsitektur Kolonial, arsitektur Islam, dan arsitektur Jawa, sehingga ditemukan karakteristik dari masing-masing gaya arsitektur. Melalui pengamatan langsung terhadap objek studi, serta wawancara terhadap pihak-pihak terpercaya yang menguasai informasi tentang kedua keraton tersebut, didapatkan data-data mengenai kedua objek. Keraton Kanoman berdiri tahun 1677 di Jalan Winaon dan memiliki luas sekitar 5 hektar. Sedangkan Keraton Kacirebonan berdiri tahun 1808, 500 meter dari sebelah Barat Daya Keraton Kanoman, tepatnya di Jalan Pulasaren, dan memiliki luas sekitar 3 hektar. Luas tapak yang lebih kecil menyebabkan massa bangunan Kacirebonan lebih sederhana dan terdapat ruangan yang multifungsi. Analisis penelitian ini dilakukan dengan membagi tiap bangunan kedalam elemen-elemen lalu mencocokkan bentuknya yang ada di dalamnya terhadap karakteristik gaya arsitektur. Bangunan dengan fungsi yang sama pada tiap keraton dilihat per elemen arsitekturnya sehingga ditemukan perbedaan gaya yang mempengaruhi bentuk bangunan tersebut. Melalui analisis ini dapat ditemukan bahwa Keraton Kanoman banyak dipengaruhi oleh arsitektur Jawa, Hindu-Budha, Cina, dan Kolonial, sementara Keraton Kacirebonan banyak dipengaruhi oleh arsitektur Jawa, Kolonial, dan Islam. Dalam kelanjutannya, sudah sepantasnya bangunan bernilai sejarah dipelihara dan dilestarikan untuk menjaga nilai-nilai arsitekturnya, sehingga dapat dipelajari oleh generasi yang akan datang.
Kata-kata kunci : perbedaan, elemen arsitektur, akulturasi budaya, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp18500 | DIG - FTA | Skripsi | ARS-STEFA 1 MAR p/12 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain