Computer File
Perancangan alat bantu manual lifting dengan memperhatikan aspek ergonomis sebagai upaya untuk mencegah work related musculoskeletal disorders pada perawat rumah sakit : studi kasus di RSUP Hasan Sadikin Bandung
Tugas merawat (nursing) seorang pasien yang turut diikuti oleh pekerjaan
administrasi merupakan pekerjaan yang mempunyai resiko tinggi terkena
musculoskeletal disorders (MSDs). Hal ini juga didukung oleh sikap kerja
seorang perawat yang terkadang diharuskan mengangkat beban yang berat,
bekerja dalam postur yang tidak nyaman, dan mentransfer seorang pasien.
Terjadinya MSDs pada seorang pekerja disebabkan oleh faktor pekerjaan fisik,
yaitu jadwal kerja yang padat, postur kerja yang berulang, waktu pemulihan yang
tidak efisien, pengangkatan beban yang berat, postur tubuh yang tidak normal
(statis maupun dinamis), konsentrasi yang tinggi, paparan pada seluruh atau
area tertentu dari tubuh terhadap suhu yang sangat ekstrim (panas sekali atau
dingin sekali), dan kombinasi dari satu atau beberapa faktor dari hubungan
psikososial lingkungan kerja seperti adanya tuntutan pekerjaan yang tinggi
namun kontrol pekerjaan rendah. MSDs yang diakibatkan oleh pekerjaan yang
dilakukan oleh seseorang sering disebut sebagai work-related musculoskeletal
disorders (WRMSDs).
Penelitian ini difokuskan pada perawat yang bekerja di RSUP Hasan
Sadikin Bandung UPF Penyakit Dalam dan UPF Penyakit Syaraf karena perawat
di kedua bagian ini banyak melibatkan postur kerja yang tidak nyaman, salah
satunya adalah membungkuk. Postur membungkuk ini merupakan postur tubuh
yang paling banyak mendapat keluhan dari perawat, terlebih lagi sering terjadi
perawat harus mengangkat beban yang lebih besar dari yang sanggup
ditanggungnya. Misalnya dalam mengangkat atau memindahkan pasien, salah
satu resiko akibat pengangkatan beban tersebut adalah perawat terkena resiko
menderita low back pain. Selain itu, terdapat keluhan lain yang terkait dengan
fasilitas maupun ruangan yang sempit dalam lingkungan rumah sakit. Fasilitas
(kursi roda dan tempat tidur) dikeluhkan karena membutuhkan kontrol yang tinggi
dalam pengoperasiannya. Misalnya untuk tempat tidur, adanya lorong-lorong di
rumah sakit menyebabkan ketika seorang perawat hendak mentransfer pasien
akan merasa kesulitan karena harus berhati-hati dalam berbelok terutama ketika
pasien berada di atas tempat tidur tersebut.
Berdasarkan kondisi di atas, maka dilakukan perancangan alat bantu
manual lifting dengan memperhatikan aspek ergonomis yang dapat mengurangi
bahkan menghilangkan sama sekali resiko WRMSDs yang diakibatkan oleh
pekerjaan mengangkat pasien. Hal ini dikarenakan dalam pengoperasiannya
perawat bekerja dalam posisi tubuh netral (tegak) dan bukan membungkuk serta
meminimasi tenaga manual yang dikeluarkan. Selain itu, dengan menggunakan
alat bantu ini memungkinkan perawat untuk mentransfer pasien dengan lebih
efisien karena dengan dimensinya yang kecil memudahkan perawat dalam
kegiatan mentransfer tersebut.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp19996 | DIG - FTI | Skripsi | TI CAR p/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain