Computer File
Pengaruh kebijakan uang ketat; RR, M1, i, dan nilai tukar rupiah terhadap laju inflasi Indonesia Tahun 1997
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus-menerus. Upaya pemerintah untuk mengendalikan laju inflasi adalah dengan melakukan suatu kebijakan yang direncanakan untuk mengurangi dan menghapuskan ketimpangan baik antara permintaan dan penawaran uang maupun ketimpangan antara permintaan dan penawaran barang. Salah satu kebijakan yang diupayakan pemerintah dalam kurun waktu penelitian penulis adalah kebijakan uang ketat (tight money policy). Kebijakan ini antara lain ditandai dengan peningkatan giro wajib minimum (Reserve Requirement), kenaikan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan penghentian sementara perdagangan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Laju inflasi yang tinggi pada tahun 1997 secara tidak langsung juga dipengaruhi adanya depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan pengaruhnya terjadi melalui meningkatnya harga barang-barang impor.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jumlah uang beredar (MI), kebijakan uang ketat melalui perubahan Reserve Requirement (RR), tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan nilai tukar rupiah terhadap laju inflasi. Serta untuk mempelajari sejauh mana pengaruh kebijakan uang ketat dapat mengatasi laju inflasi selama tahun 1997.
Dengan menggunakan model regresi sederhana dan pengestimasian ekonometrika dengan metoda OLS, dapat diketahui bahwa tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan nilai tukar rupiah terhadap dolar secara signifikan mempengaruhi laju inflasi pada periode tersebut. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,9068 yang berarti bahwa variasi variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian mampu menerangkan variabel laju inflasi sebesar 90,68%. Sedangkan sisanya sebesar 9,32% oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pengaruh secara bersama variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen ternyata cukup signifikan, dengan kata lain variabel bebas yang digunakan secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.
Pengaruh jumlah uang beredar (MI) setelah kebijakan uang ketat ternyata melemah sebesar 0,310% dan juga kebijakan uang ketat melalui perubahan Reserve Requirement (RR) ternyata tidak signifikan terhadap laju inflasi. Artinya kebijakan uang ketat yang dilakukan tidak efektif dalam mengatasi inflasi pada tahun 1997, karena inflasi yang terjadi cenderung lebih disebabkan dari sisi penawaran.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp462 | DIG - FE | Skripsi | SP FOR p/00 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain