Computer File
Peranan perhitungan harga pokok produk di muka sebagai salah satu alat bantu manajemen untuk menetapkan harga jual furniture pada PT.HKP
Persaingan di dalam dunia usaha dewasa ini membuat perusahaan harus dapat
mengambil langkah-langkah yang tepat dan strategis agar dapat bertahan hidup, salah
satunya adalah strategi penetapan harga jual.
Penetapan harga jual merupakan salah satu keputusan manajemen yang
penting, terutama bagi perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, karena
harga jual untuk setiap pesanan berbeda-beda. Harga jual yang ditetapkan harus
dapat menutupi harga pokok untuk memproduksi pesanan yang bersangkutan. Harga
pokok yang sesungguhnya untuk setiap pesanan baru dapat diketahui secara pasti
setelah proses produksi untuk pesanan selesai dilaksanakan. Dalam menetapkan
harga jual, perusahaan tidak dapat menunggu sampai proses produksi selesai,
sehingga diperlukan suatu alat yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
menetapkan harga jual kepada pembeli, yakni perhitungan harga pokok di muka.
Penulis melakukan penelitian pada divisi furniture pada PT. HKP yang
menghasilkan furniture untuk kelas menengah. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif yang mengemukakan keadaan perusahaan secara apa
adanya, berdasarkan data yang diperoleh untuk kemudian membuat analisis dan
kesimpulan berdasarkan data tersebut, didasarkan pada teori yang relevan.
Dalam melakukan perhitungan harga pokok untuk produk furniture pada PT.
HKP digunakan suatu formulir khusus, yaitu formulir Usulan Rencana Anggaran
Pelaksanaan (RAP). Namun sayangnya RAP ini hanya digunakan untuk mencatat
jenis dan volume bahan yang digunakan. Berdasarkan penelitian dan analisis, penulis
menilai bahwa perhitungan harga pokok yang dilakukan oleh PT. HKP kurang tepat,
karena perusahaan tidak memasukkan elemen biaya overhead pabrik ke dalam
perhitungan harga pokoknya, sedangkan elemen biaya overhead pabrik mempunyai
nilai yang cukup besar terhadap harga pokok, yakni sekitar 20%-40%. Dalam
menetapkan harga jualnya, besarnya mark up yang ditentukan berkisar antara 35% 100%
dari harga pokok yang dihitung oleh PT. HKP, dengan harapan biaya overhead
pabrik, biaya operasional serta tingkat laba yang diinginkan dapat tertutupi. Harga
jual produk dapat berubah tergantung kesepakatan antara perusahaan dengan owner.
Karena produk yang dihasilkan oleh PT. HKP dibuat untuk memenuhi
kebutuhan kelas menengah, sebaiknya perusahaan harus memperhatikan pesaingnya.
Dengan dimasukkannya biaya overhead pabrik ke dalam perhitungan harga pokok
produk, maka perusahaan dapat menurunkan mark up, sehingga harga produk yang
dihasilkan dapat lebih realistis.
Penulis menyarankan agar dalam menghitung tarif biaya overhead pabiik,
sebaiknya menggunakan normal costing, karena biaya overhead pabrik baru dapat
diketahui setelah proses produksi selesai. Sedangkan pelanggan tidak dapat
menunggu hingga proses produksi selesai untuk mengetahui harga jual produk.
Dalam melakukan studi kasus ini, penulis melakukan beberapa penyederhanaan
asumsi karena keterbatasan waktu dan kesulitan memperoleh data.
Penulis menyarankan agar perusahaan memasukkan elemen biaya overhead
pabrik ke dalam perhitungan harga pokok, sehingga mark up yang ditentukan hanya
untuk menutupi biaya operasional dan tingkat laba yang diinginkan. Dengan
dimasukkannya biaya overhead pabrik, perusahaan dapat mengambil keputusan
mengenai penentuan harga jual dengan lebih tepat dan akurat.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2858 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ HER p/03 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain