Computer File
Tinjauan pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan dan hubungannya dengan motivasi kerja karyawan pramuniaga Toserba "X", Bandung
Bagi suatu perusahaan, peran sumber daya manusia merupakan faktor penentu dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan. Sumber daya manusia merupakan unsur penggerak bagi faktor-faktor produksi lain. Ketersediaan mesin, gedung, uang dll. akan lebih berdaya guna bila ada manusia yang mengolah, memanfaatkan dan memeliharanya. Setiap perusahaan senantiasa mengharapkan kontribusi dari setiap sumber daya manusia yang dimilikinya. Kontribusi ini dibutuhkan perusahaan agar tetap eksis, apalagi dalam menghadapi era persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Kontribusi dari manusia yang berkualitas baik yang dibutuhkan perusahaan. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang diinginkan, pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan adalah salah satu usaha yang harus ditempuh perusahaan. Melalui pelatihan, sumber daya manusia akan dibekali pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability), dan keterampilan (skin). Pelaksanaan program pelatihan tidak hanya ditujukan bagi karyawan baru, karyawan lama pun tidak luput. Hal ini mengingat setelah mereka bekerja dan dilakukan penilaian, tentu masih akan ditemukan kekurangan dan kelemahan yang perlu diperbaiki dan lebih ditingkatkan. Dengan mengikuti pelatihan, kemampuan kerja mereka akan meningkat dan setelah mengikuti pelatihan, diharapkan karyawan akan lebih memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga mendorong pencapaian prestasi kerja lebih baik lagi. Dengan tambahan bekal pengetahuan, kemampuan dan keahlian akan lebih memotivasi karyawan untuk mengembangkan potensi untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi. Bagi Toserba "X", pramuniaga merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang keberadaan perusahaan. Sebagai orang yang berhadapan langsung dengan konsumen yang notabene kunci sukses bisnis perusahaan, karyawan pramuniaga mengemban tugas yang tidak ringan. Untuk itu, setiap karyawan pramuniaga harus memiliki bekal pengetahuan, kemampuan dan keahlian yang sesuai dengan tuntutan pekerjaannya. Usaha pembekalan tersebut ditempuh melalui pelatihan. Agar pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dapat memberikan hasil yang diharapkan, Toserba "X" senantiasa memberikan perhatian yang besar akan keberhasilan pelaksanaannya. Hal-hal yang berkaitan dengan materi pelatihan, sarana, instruktur, dan penerapan prinsip-prinsip belajar diperhatikan dengan baik. Untuk mengetahui apakah pelatihan yang diselenggarakan telah mencapai sasaran yang dituju, maka Toserba "X" mengadakan evaluasi hasil belajar terhadap para peserta pelatihan. Hal ini dilakukan melalui pelaksanaan pretest dan postest. Sedangkan terhadap pelaksanaan pelatihan itu sendiri perusahaan membagikan kuesioner kepada para peserta pelatihan. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan pelaksanaan pelatihan terhadap motivasi kerja karyawan pramuniaga, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengumpulan data diperoleh dari perusahaan dengan melakukan wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada karyawan pramuniaga dengan sampel sebanyak 47 orang. Sedangkan pengolahan dan analisis data kuantitatif menggunakan Koefisien Korelasi Rank Spearman. Berdasarkan analisis data secara kualitatif, dapat disimpulkan bahwa program pendidikan dan pelatihan karyawan pramuniaga yang dilakukan Toserba "X" telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini tercermin dari distribusi pendapat responden yang menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 83.99%. Sedangkan analisis data secara kuantitatif menghasilkan kesimpulan adanya hubungan positif yang kuat antara pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap motivasi kerja karyawan pramuniaga. Hal ini ditunjukkan dengan angka koefisien korelasi rs sebesar 0.7391. Dari hasil uji signifikansi didapat kesimpulan memang terdapat hubungan yang kuat dan berarti terhadap kedua variabel yang diteliti. Dengan menghitung koefisien determinasi diperoleh hasil bahwa perubahan sebesar 54.63% terhadap motivasi kerja dapat dijelaskan oleh pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan. Sedangkan sisanya sebesar 45.37% dijelaskan oleh hal lain yang tidak diteliti oleh penulis. Untuk itu berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan mengingat betapa besar peranan pelatihan bagi peningkatan motivasi kerja karyawan, penulis menyarankan untuk tetap mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan bagi karyawan pramuniaga.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2892 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ ANG t/01 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain