Computer File
Peranan marketing communications mix dalam meningkatkan total penjualan pada P.T. Junger Farma Distribusi cabang Bandung
Indonesia, sebagai negara yang sedang berkembang, sedang giat-giatnya
melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pembangunan itu tentu saja
dilakukan untuk dapat memajukan dan memakmurkan kehidupan masyarakat
Indonesia itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari
pembangunan tersebut, salah satunya yang paling dominan adalah manusia.
Diperlukan manusia yang sehat secara jasmani dan rohani untuk dapat
melaksanakan pembangunan dengan baik.
Kadang kala, manusia sebagai makhluk hidup yang tidak luput dari segala
keterbatasan, akan menghadapi masalah-masalah yang menghalanginya untuk
dapat bertindak secara produktif. Salah satu masalah yang sering dihadapi adalah
masalah kesehatan, yaitu timbulnya penyakit pada manusia. Gangguan penyakit ini,
bisa menghambat produktivitas manusia, maka sangatlah penting baginya untuk
selalu menjaga kesehatan dan memelihara stamina tubuhnya. Pada saat itulah,
manusia membutuhkan sesuatu yang bisa mengatasi atau mencegah timbulnya
masalah kesehatan tersebut, yaitu kebutuhan akan obat-obatan.
Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar,
merupakan pasar obat-obatan yang sangat potensial. Kenyataan inilah yang
mendorong banyaknya investor yang tertarik pada bidang farmasi, salah satunya
adalah P. T. Junger Farma Distribusi. Perusahaan ini khusus menjalankan kegiatan
distribusi dari obat-obatan yang diproduksi oleh P. T. Armoxindo Farma.
P. T. Junger Farma Distribusi Cabang Bandung adalah perusahaan farmasi
yang mendistribusikan obat-obatan yang terdiri dari dua jenis, yaitu :
1) Ethical drugs
Yaitu obat-obatan yang dibeli harus dengan resep dokter. Obat-obatan jenis
ethical ini, termasuk ke dalam kategori consumer goods berupa convenience
goods, yang termasuk ke dalam emergency goods atau bisa juga termasuk ke
dalam kategori industrial goods berupa parts/supplies. Ethical drugs termasuk
consumer goods jika obat-obatan tersebut dibeli oleh masyarakat yang membeli
obat tersebut dengan resep dokter. Dokter bertindak sebagai decider dalam
proses pembelian ethical drugs ini, sebab masyarakat hanya bisa membeli
obat-obatan jenis ini dengan resep dokter. Sedangkan ethical drugs yang
termasuk kategori industrial goods jika obat-obatan tersebut digunakan secara
langsung oleh rumah sakit 1 puskesmas untuk kegiatannya sehari-hari, misalnya
obat cairan suntikan.
2) OTC drugs
Yaitu obat-obatan yang dijual secara bebas di pasar. Produk perusahaan yang
berupa OTC (Over The Counter) drugs, termasuk ke dalam kategori consumer
goods berupa convenience goods, yang termasuk ke dalam emergency goods.
Berdasarkan jenis penggolongan produk tersebut, faktor kemudahan dan
kenyamanan dalam usaha memperoleh obat jenis ini sangat penting. Karena
itulah, OTC drugs menggunakan saluran intensive distribution pada tingkat
retailers (PBD, supermarket, toko obat) agar mudah dijangkau oleh masyarakat
yang membutuhkannya di segala lokasi. Tetapi untuk obat-obatan OTC dapat
juga digolongkan ke dalam industrial goods, termasuk parts/supplies, jika
produk tersebut dijual bukan ke konsumen akhir, tapi juga rumah sakit /
puskesmas seperti ethical drugs.
Dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat, P. T. Junger Farma
Distribusi Cabang Bandung melakukan banyak hal untuk mempertahankan
eksistensinya di pasar. Salah satu usaha yang dilakukan perusahaan, yaitu dengan
melaksanakan aktivitas promosi yang merupakan usaha untuk berkomunikasi
dengan customer dan consumer, sehingga produk perusahaan, baik ethical drugs
maupun OTC drugs, lebih dikenal dan diterima dengan baik oleh customer dan
consumer perusahaan.
Produk perusahaan yang terdiri dari dua jenis, yaitu ethical drugs dan OTC drugs
memerlukan usaha pemasaran dan bauran promosi yang berbeda. Yang paling
perlu diperhatikan adalah siapa decider dalam proses pembelian kedua jenis produk
perusahaan tersebut. Pada ethical drugs, decider terletak di tangan dokter yang
menulis resep ke pasiennya, karena obat-obatan jenis ini hanya dapat dibeli dengan
resep dokter, sehingga dokter sebagai penulis reseplah yang mempunyai peranan
penting dalam proses pembelian suatu ethical drug. Sedangkan pada OTC drugs,
decider terletak di tangan masyarakat sendiri yang menjadi konsumen akhir. Karena
itulah, usaha pemasaran dan target dari bauran promosi yang digunakan untuk
masing-masing jenis produk tersebut, harus diarahkan ke decider dalam proses
pembelian dari masing-masing jenis produk itu. Hal ini mendorong penulis untuk
menelai sampai sejauh mana usaha promosi ini dapat memberikan kontribusi dalam
peningkatan total penjualan produk perusahaan, baik yang berupa ethical drugs
maupun yang berupa OTC drugs dengan masing-masing pendekatan promosinya.
Dalam melaksanakan aktivitas promosinya tersebut, perusahaan menghadapi
beberapa masalah, antara lain :
1) Bagaimana mengatur pelaksanaan advertising mix dengan lebih efisien agar
dapat lebih meningkatkan penjualan obat-obatan OTC.
2) Bagaimana menambah fungsi salesman, terutama untuk produk obat-obatan
OTC, tidak hanya sebagai order taker tetapi juga sebagai order getter.
3) Bagaimana meningkatkan kemampuan detailer sehingga dapat lebih
meningkatkan penjualan obat-obatan ethical.
4) Bagaimana mengatur pelaksanaan sales promotion untuk obat-obatan OTC
dengan lebih efisien agar dapat lebih meningkatkan penjualan yang terjadi.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan, yaitu :
1) Aktivitas advertising untuk produk OTC drugs, masih kurang diperhatikan oleh
perusahaan.
2) Salesman perusahaan cenderung hanya bertindak sebagai order taker daripada
order getter.
3) Pelatihan terhadap para detailer harus dilakukan secara lebih teratur dan berkala
dalam usaha untuk meningkatkan kemampuan mereka masing-masing.
4) Aktivitas sales promotion untuk produk OTC drugs masih dapat dikembangkan
lagi, dengan melakukan consumer promotion yang belum dilakukan oleh
perusahaan.
5 ) Aktivitas promosi terbukti merupakan salah cara untuk membantu usaha
meningkatkan volume penjualan perusahaan.
Setelah melihat kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran kepada
perusahaan untuk dapat lebih mengoptimalkan penjualan dan laba yang dapat
diperoleh perusahaan, yaitu :
1) Merencanakan ulang advertising yang dilakukan perusahaan dengan memilih
advertising mix yang lebih tepat dan optimal.
2) Mengkoordinasi sales force perusahaan dengan lebih baik dengan
mengembangkan program-program sales force promotion yang lebih inovatif
dan mengadakan pelatihan secara lebih berkala untuk meningkatkan motivasi
sales force dalam menjalankan pekerjaannya.
3) Melaksanakan consumer promotion dengan lebih serius, terutama untuk obat-obatan
OTC, agar hasil yang didapat lebih optimal.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2905 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ ARI p/00 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain