Computer File
Peranan pemeriksaan operasional sebagai alat bantu manajemen guna mengevaluasi efisiensi dan efektivitas pengelolaan produksi : studi kasus pada CV. Enggal Biscuit, Bandung
Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, baik secara lokal, nasional,
maupun internasional. Di Indonesia, pertumbuhan ekononi yang pesat terutama pada
sektor industri, telah mendorong berkembangnya perusahaan manufaktur dalam
bentuk yang bervariasi. Dewasa ini proses industrialisasi semakin dimantapkan untuk
mendukung berkembangnya industri sebagai penggerak utama peningkatan laju
pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja.
Salah satu bentuk industri yang mendapat kesempatan untuk berkembang
adalah industri makanan. Seperti layaknya bentuk-bentuk industri yang lain,
kesempatan ini pun menarik banyak pihak untuk terjun dalam industri makanan ini,
sehingga pada akhirnya akan menciptakan suatu kondisi industri yang kompetitif.
Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, suatu perusahaan
harus mampu mengelola operasinya secara efisien dan efektif. Efisiensi dan
efektivitas tersebut harus diterapkan o1eh manajemen perusahaan dalam semua
bidang kegiatannya, tidak terkecuali dalam pengelolaan produksi yang merupakan
pusat kegiatan setiap perusahaan manufaktur.
CV. Enggal- Biscuit sebagai perusahaan kue sering menghadapi masalah
terdapatnya selisih antara hasil produksi aktual dengan target produksi yang telah
ditetapkan. Akibat dari terdapatnya selisih antara target produksi dan hasil produksi
aktual ini, perusahaan harus menanggung biaya tambahan yang sebenarnya dapat
dihindari, yaitu biaya upah lembur.
Salah satu cara yang dapat membantu perusahaan untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan adalah dengan melakukan
pemeriksaan operasional. Pemeriksaan operasional dapat membantu perusahaan
dalam mengevaluasi efisiensi dan efektivitas, mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi efisiensi dan efektivitas pengelolaan produksi serta memberikan
rekomendasi atau saran-saran yang bermanfaat kepada pihak manajemen.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan studi kasus,
dengan metode penelitian deskriptif analitis. Pengumpulan data dilakukan penulis
melalui penelitian lapangan,wawancara dengan pihak manajemen dan pihak
pelaksana produksi, dan pengumpulan dokumen-dokumen perusahaan yang
diperlukan. Selain itu, penulis juga melakukan studi kepustakaan untuk mencari
literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, penulis menemukan bahwa
persentase aktual keseluruhan ketidaktercapaian target produksi kurang lebih sebesar
3%. Di dalam 3% tersebut,kurang lebih 1% diantaranya adalah produk yang cacat.
Di dalam 3% ketidakefektivan perusahaan, 1% diantaranya disebabkan oleh hal-hal
yang tidak dapat dikendalikan oleh manajemen, seperti matinya aliran lisrik, dan 2%
lainnya disebabkan oleh hal-hal yang sebenarnya dapat dikendalikan oleh
manajemen. Dengan demikian, maka penulis menilai bahwa pengelolaan produksi
dalam perusahaan kurang efektif, dan akan lebih baik bila perusahaan dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan produksinya.
Terdapatnya selisih antara target produksi yang telah ditetapkan dengan hasil
produksi aktual, membuat perusahaan kehilangan pendapatan yang seharusnya dapat
diterima oleh perusahaan jika hasil produksi aktual sama dengan target produksi.
Kehilangan pendapatan tersebut merupakan opportunity cost bagi perusahaan.
Adanya selisih target produksi dan hasil produksi aktual, berarti terdapat
keterlambatan penyelesaian rencana produksi, dan mengakibatkan jadwal produksi
terganggu. Perusahaan mengantisipasinya dengan memberlakukan jam lembur pada
pekerja.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis juga menemukan bahwa selisih antara
hasil produksi aktual dengan target produksi disebabkan oleh 4 faktor. Pertama,
faktor mesin yang berupa rusaknya mesin karena usia mesin sudah tua, terpal sobek,
dan diesel sukar menyala kembali setelah aliran listrik mati. Faktor mesin ini
merupakan faktor utama. Kedua, faktor material yang berupa tidak sesuainya kualitas
bahan baku dengan standar kualitas yang telah ditetapkan. Ketiga, faktor manusia di
mana adanya tenaga kerja yang kelelahan, ceroboh, dan tidak teliti yang
mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam penimbangan bahan baku. Yang terakhir
adalah faktor metode, di mana tidak terdapatnya prosedur tertentu yang mengatur
cara pengoperasian alat untuk mencegah terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh
ketidakmengertian karyawan dalam mengoperasikan alat tersebut.
Pada akhirnya penulis memberi beberapa saran atau rekomendasi yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi manajemen dalam meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pengelolaan produksi. Peuulis sadar bahwa untuk mengimplementasikan
saran-saran ini tidak mudah, memerlukan waktu dan biaya, yang juga sangat terbatas
untuk perusahaan, tetapi dengan komitmen yang baik dari pihak manajemen, penulis
yakin pada akhirnya usaha-usaha tersebut akan membuahkan hasil.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5444 | DIG - FE | Skripsi | AKUN TAN p/00 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain