Computer File
Perbandingan pengaruh penggunaan metode penghapusan langsung dan metode penyisihan dalam pencatatan piutang taktertagih terhadap keandalan penyajian nilai piutang dagang di neraca : studi kasus pada Perusaham Sol Sepatu Solindo, Bandung
Laporan keuangan merupakan sumber informasi finansial mengenai kondisi suatu perusahaan. Informasi ini digunakan oleh berbagai pihak untuk mengambil keputusan. Agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan, informasi yang terdapat dalam laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif. Salah satu syarat tersebut adalah keandalan. Informasi dikatakan andal apabiia bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Dalam hubungannya dengan informasi nilai piutang dagang yang disajikan di neraca, maka agar memenuhi kualitas keandalan, nilai tersebut sedapat mungkin merupakan nilai yang dapat direalisasi menjadi uang tunai, mengingat bahwa sejumlah piutang dagang mempunyai risiko ketaktertagihan.
Ada dua metode yang biasa digunakan untuk mencatat piutang taktertagih, yaitu metode penghapusan langsung dan metode penyisihan. Metode penghapusan langsung mencatat dan mengakui kemgian karena piutang taktertagih pada saat sejumlah piutang tertentu ditentukan untuk dihapuskan karena benar-benar tidak dapat ditagih. Metode penyisihan mencatat dan mengakui kemgian karena piutang taktertagih di setiap akhir periode akuntansi. Jumlah kerugian yang diakui merupakan hasil perkiraan dan nilai perkiraan piutang taktertagih ini dicantumkan di neraca sebagai contra account dari pos piutang dagang. Adanya perbedaan kedua metode tersebut dapat menghasilkan penyajian nilai piutang dagang di neraca yang berbeda pula Perbedaan nilai piutang dagang yang signifikan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk meneliti mengenai perbedaan nilai piutang yang disajikan oleh kedua metode tersebut.
Penulis melakukan penelitian di sebuah perusahaan sol sepatu yang bernama Solindo. Perusahaan ini menggunakan metode penghapusan langsung dalam mencatat penghapusan piutang dagangnya. Penulis membandingkan nilai piutang dagang Solindo yang disajikan menurut metode penghapusan langsung dengan nilai piutang dagang Solindo yang disajikan menurut metode penyisihan. Adapun nilai piutang dagang menurut metode penyisihan ini adalah hasil perhitungan penulis. Untuk tujuan perbandingan ini, penulis melakukan uji hipotesis selisih rata-rata dengan taraf nyata (alpha) sebesar 5%.
Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa ternyata dalam kasus Perusahaan Sol Separu Solindo ini, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai piutang dagang yang disajikan di neraca menurut metode penghapusan langsung dan menurut metode penyisihan. Walaupun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua nilai tersebut, penulis berpendapat bahwa metode penyisihan akan lebih mendukung kandalan penyajian nilai piutang di neraca, terutama di saat kondisi perekonomian sedang tidak stabil dan ketidakpastian penerimaan piutang bertambah besar. Alasannya adalah karena metode ini lebih sesuai dengan aturan net realizable value, batasan konservatisme, dan prinsip matching. Aturan-aturan tersebut mendukung tercapainya kualitas keandalan informasi nilai piutang dagang yang disajikan di neraca.
Penulis menyarankan agar perusahaan menggunakan metode penyisihan dengan alternatif aging schedule dalam mencatat penghapusan piutang dagangnya. Dengan membuat aging schedule, perusahaan dapat mengetahui jumlah piutang dagangnya per pelanggan dan berdasarkan kelompok umumya. Dengan demikian diharapkan pemilik dapat membuat keputusan yang lebih tepat sehubungan dengan masalah piutang dagangnya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5644 | DIG - FE | Skripsi | AKUN DEW p/01 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain