Computer File
Proses masuknya Lituania dalam keanggotaan baru North Atlantic Treaty Organizations (Tahun 1991-2004)
Harapan masyarakat internasional akan terwujudnya perdamaian dan
stabilitas seusai Perang Dunia II tidak terjadi. Sebaliknya, berakhirnya perang
melahirkan perseteruan baru antara blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat
serta blok Timur pimpinan Uni Soviet. Perluasan ideologi komunisme Uni Soviet
mendorong blok Barat untuk membentuk suatu aliansi militer di bawah nama
NATO. Aliansi ini merupakan mekanisme pertahanan kolektif dalam menghadapi
ancaman serangan terhadap anggotanya.
Perang Dingin yang berakhir seiring keruntuhan Pakta Warsawa serta Uni
Soviet mendorong NATO untuk melakukan penyesuaian sebagai respon terhadap
konstelasi keamanan Eropa yang mengalami perubahan drastis. Rome Summit
pada tahun 1991 menyatakan bahwa NATO akan terus memegang peran utama
dalam membangun serta memelihara tatanan perdamaian di Eropa, yaitu dengan
memajukan kerja sama militer dengan negara-negara non-NATO serta
menjalankan proses perluasan anggota.
Dalam hal ini NATO memiliki kepentingan besar atas Lituania yang
merupakan bekas Uni Soviet dan Pakta Warsawa. Masuknya Lituania ke dalam
NATO menjadi bagian penting dalam strategi tersebut. Bagi NATO, runtuhnya
komunisme di Lituania memunculkan berbagai permasalahan baru. Masalah
militer bukan lagi merupakan satu-satunya isu keamanan yang penting. Proses
demokratisasi, keterpurukan sektor ekonomi, hak asasi manusia. potensi konflik
etnis, dan kejahatan trans-nasional menjadi persoalan utama yang juga muncul di
Lituania.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp12913 | DIG - FISIP | Skripsi | HI MIR p/05 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain