Computer File
Penerapan model transportasi dalam distribusi tenaga kerja dalam proyek
Permasalahan yang sering timbul pada kontraktor-kontraktor adalah mengenai pengalokasian sumber daya yang dimiliki dalam mengerjakan proyek. Pengalokasian sumber daya ini harus diperhitungkan dengan teliti agar sumber daya-sumber daya yang dimiliki oleh kontraktor dapat dialokasikan dengan efektif dan efisien.
Salah satu sumber daya yang sulit pengalokasiannya adalah tenaga kerja lepas. Pengalokasian tenaga kerja lepas dalam proyek ini cukup sulit karena selain jumlahnya banyak, apabila dalam proyek digunakan lebih dari satu orang mandor maka upah untuk tenaga kerja lepas akan bervariasi. Selain itu upah tenaga kerja lepas ini akan sangat berpengaruh pada biaya keseluruhan untuk proyek, sehingga perlu diperhitungkan secara matang agar biaya untuk upah tenaga kerja lepas menjadi efisien.
Untuk membantu distribusi tukang ini digunakan suatu model yang terdapat dalam Operations Research yaitu model transportasi. Model transportasi ini dipilih karena penggunaan model transportasi yang sederhana dan hasil akhir yang diperoleh dengan menggunakan model transportasi ini dirasakan cukup memuaskan karena dalam hasil hasil akhir yang diperoleh sudah termasuk faktor keterbatasan sumber daya, dalam hal ini tenaga kerja lepas yang dimiliki oleh kontraktor.
Upah untuk tukang yang dihitung oleh kontraktor adalah sebesar Rp. 94.426.074.38, sedangkan upah tukang yang diperoleh apabila menggunakan model transportasi adalah Rp. 82,969,015.80. Ini berarti biaya yang dapat dihemat adalah sebesar 13.96% apabila model transportasi digunakan untuk membantu dalam perhitungan distribusi tukang.
GLENN SURYAJAYA
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp16518 | DIG - FTS | Skripsi | TPP SUR p/01 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain