Computer File
Pengendapan zat warna dan abu pada tetes tebu dengan variasi kadar bentonite P-3 dan Ca(OH)2
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terhadap proses
pengendapan zat warna dan abu pada tetes tebu serta mengetahui kadar Bentonite
P-3 dan Ca(0H)2 yang paling optimum mengendapkan zat warna dan abu pada
tetes tebu (molasse). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
salah satu alternatif untuk memperoleh kembali sukrosa dari tetes tebu (molasse)
dan juga dapat dimanfaatkan sebagai informasi ilmiah mengenai pengendapan
dengan menggunakan campuran Bentonite P-3 dan Ca(OH)2 dengan variasi kadar
tertentu.
Pada percobaan ini akan dilakukan percobaan pendahuluan, percobaan inti
satu (yaitu dilakukan pengaturan pH menggunakan Ca(OH)2 1 M hingga pH 8
dan dilakukan pengendapan dengan Bentonite P-3 menggunakan kadar yang
divariasikan, yakni 0%, 0.5%, 1%, 1.5%, 2%, 2.5% b/v) dan percobaan inti dua
(yaitu dilakukan penambahan Bentonite P-3 berkadar 2% b/v dan dilakukan
pengendapan dengan Ca(OH)2 dengan kadar yang divariasikan, yakni a
(1.2%b/v), 80% (0.96%b/v), 60% (0.72%b/v), dan 40%a (0.48%b/v) di mana a
adalah jumlah Ca(OH)2 yang harus ditambahkan untuk membuat larutan tetes
tebu ber-pH 8). Analisis hasil yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis
kadar sukrosa (dengan titrasi Eynon-Lane), analisis kadar abu (dengan metode
gravimetri), analisis zat warna (dengan metode spektrofotometri) dan analisis
viskositas (menggunakan viscosimeter). Penentuan kadar optimum dilakukan
dengan dua cara, yaitu analisis dari kurva freundlich dan analisis perbandingan
antara sukrosa dan abu.
Hasil penelitian yang dihasilkan adalah sebagai berikut: kondisi optimum
untuk penyerapan, baik untuk sukrosa maupun abu untuk inti I, terjadi pada
bentonite P-3 dengan kadar 2% b/v, sedangkan untuk inti II terjadi pada Ca(OH)2
dengan kadar 0.96% b/v. Untuk kadar optimum pada percobaan inti I terjadi
penurunan kadar sukrosa sebesar 36.84% dan kadar abu sebesar 61.76% sehingga
sukrosa per abunya adalah 6.197 sedangkan untuk kadar optimum pada percobaan
inti II terjadi penurunan kadar sukrosa sebesar 21.89% dan kadar abu sebesar
28.11% sehingga sukrosa per abunya adalah 4.054. Dapat dilihat, untuk
penurunan gula reduksi baik untuk percobaan inti I maupun percobaan inti II pada
masing-masing kondisi optimumnya diperoleh penurunan kadar gula reduksi yang
kurang lebih sama, sedangkan untuk analisis absorbansnya, baik untuk inti I
maupun inti II hanya terjadi perubahan yang signifikan pada λ=276 nm. Hal ini
menunjukkan bahwa bentonite P-3 dan Ca(OH)2 mampu mengadsorpsi pengotor
yang berupa protein dan asam amino dalam tetes tebu. Jadi dapat disimpulkan
apabila diinginkan penurunan semua analisis dan peningkatan sukrosa per abu
yang cukup besar sebaiknya dilakukan penambahan bentonite P-3 pada kadar 2%
b/v tetapi jika diinginkan penurunan gula reduksi yang cukup tinggi dengan
penurunan kadar sukrosa dan peningkatan sukrosa per abu yang tidak terlalu
besar sebaiknya digunakan ca(0H)2 pada kadar 0.96%b/v.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp22432 | DIG - FTI | Skripsi | TK MAR p/02 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain