Computer File
Hubungan price to earnings ratio dengan return saham emiten pada sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Pendekatan Price to Earnings Ratio (PIE ratio) merupakan salah satu pendekatan yang
digunakan dalam melakukan penilaian saham. Hal ini dilakukan dengan membandingkan
PIE ratio suatu saham emiten dengan PIE ratio saham emiten lainnya atau dengan PIE ratio
sekelompok saham yang memiliki karakter bisnis serupa untuk menentukan apakah saham
tersebut tergolong undervalued atau overvalued. Dalam hal ini, saham yang undervalued
akan menarik bagi investor karena tergolong murah, sehingga dengan berinvestasi pada
saham yang mispriced tersebut, investor berharap untuk memperoleh return yang lebih
tinggi daripada berinvestasi pada saham emiten dengan PIE ratio tinggi atau overvalued.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa masalah yang dirumuskan, ya itu terkait
dengan bagaimana gambaran singkat dari variabel PIE ratio dan return saham pada periode
yang diteliti , yaitu akhir tahun 2007 sampai dengan 2010, kemudian apakah saham-saham
yang undervalued dapat menghasilkan return saham yang lebih tinggi daripada saham-saham
yang overvalued, serta apakah dengan semakin rendahnya PIE ratio, maka return
saham akan semakin tinggi.
Penelitian ini menggunakan populasi emiten pada sektor industri barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari akhir tahun 2007 sampai dengan 2010. Populasi
tersebut berjumlah 31 emiten. Akan tetapi, setelah dilakukan purposive sampling, penulis
hanya menggunakan 23 sampel emiten. Analisis yang di lakukan meliputi analisis deskriptif
serta pengujian hipotesis, dimana menggunakan teknik statistik korelasi rank Spearman
untuk mengetahui dan menguji hubungan antara PIE ratio dengan return saham. Adapun P/E
ratio yang digunakan adalah PIE ratio pada akhir tahun 2007, 2008, dan 2009. Sedangkan
return saham yang digunakan adalah return saham sepanjang tahun berikutnya, yaitu tahun
2008,2009, dan 2010. Sedangkan taraf signifikansi (α) yang digunakan adalah 5%.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
variabel P/E ratio untuk saham-saham yang tergabung pada sektor industri barang konsumsi
memiliki nilai rata- rata pada akhir tahun 2007, 2008, dan 2009 masing-masing sebesar
18,62, 10,76, dan 20,58 . Variabel return saham emiten memiliki nilai rata-rata pada tahun
2008, 2009, dan 20 I 0 masing-masing sebesar -37,3569%, 102,2 147%, dan 48,0988%. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa saham-saham yang undervalued menghasilkan return
yang lebih tinggi daripada saham-saham yang overvalued. Selain itu, hubungan antara PIE
ratio dengan return saham dinyatakan negatif dengan koefisien korelasi sebesar -0,524. Hal
ini menandakan bahwa dengan semakin rendahnya PIE ratio, maka return saham semakin
tinggi. Adapun saran yang diberikan adalah agar investor dapat berinvestasi pada saham-
saham dengan PIE ratio rendah ya ng undervalued untuk dapat memaksimalkan return
saham, dan bagi peneliti selanjutnya agar dapat lebih memperhatikan normalitas data serta
melakukan penyesuaian P/E ratio terlebih dahulu terhadap variabel-variabel fundamental
yang dapat mempengaruhinya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp24676 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ SAS h/12 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain