Computer File
Pengambilan alumunium oksida dan silika dari abu batubara
Sering kali Iimbah dianggap bahan buangan atau bahan sisa dari suatu proses
pengolahan yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi, padahal tidak semuanya limbah
selalu tidak dapat dimanfaatkan lagi. Hasil pembakaran batubara ini mengandung silika (Si02) dan alumunium oksida (AI20 3) yang cukup besar dan karbon (C). Pada abu batubara kandungan silika sebesar 40-60%, alumunium oksida 5-35%, dan karbon -15%. Belakangan ini penggunaan silika dan alumunium oksida sebagai bahan dasar atau bahan baku dalam sektor industri mulai diperhitungkan, karena memberikan banyak manfaat dan keuntungan yang besar. Tujuan penelitian adalah untuk mengamati pengaruh variasi waktu reaksi terhadap perolehan silika dan alumunium oksida, memanfaatkan abu batubara sebagai bahan baku dalam proses pemisahan silika dan alumunium oksida. Manfaat penelitian bagi mahasiswa adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pemanfaatan abu batubara, memahami pengaruh waktu reaksi dalam proses pemisahan silika dan alumunium oksida dari abu batubara, dan mengetahui perolehan silika dan alumunium oksida dari abu batubara. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai kegunaan abu batubara dan pemanfaatan Iimbah batubara. Bagi industri, diharapkan dapat memberikan masukan bahwa abu batubara dapat digunakan sebagai bahan baku dalam proses pemisahan silika dan aluminium oksida. Metode penelitian yang digunakan pertama menghilangkan kandungan air pada abu batubara lalu abu batubara dibakar dengan burner yang bertujuan untuk menghilangkan karbon. Abu batubara yang sudah tidak mengandung air dan karbon direaksikan dengan asam klorida dan difiltrasi untuk memisahkan campuran dengan endapan. Endapan yang dihasilkan merupakan silika. Campuran direaksikan dengan natrium hidroksida untuk memperoleh aluminium oksida. Pada percobaan utama asam klorida direaksikan dengan abu batubara dengan variasi waktu selama 15, 20, dan 25 menit. Setelah direaksikan, larutan dipisahkan dari silika yang tidak bereaksi dipisahkan dengan cara penyaringan. Larutan direaksikan dengan natrium hidroksida lalu dipanaskan dalam oven hingga diperoleh produk berupa padatan alumunium oksida. Silika yang dipisahkan direaksikan dengan natrium hidroksida variasi waktu selama 15, 20, dan 25 menit dan variasi temperatur sebesar 150 dan 180°C. Kemudian natrium silikat yang diperoleh dikeringkan dalam oven sampai diperoleh produk berupa padatan. Dari larutan aluminium hidroksida yang diperoleh direaksikan dengan asam sulfat sehingga terbentuk aluminium sulfat. Produk silika, natrium silikat dan alumuniurrt oksida yang diperoleh dianalisis dengan cara menimbang berat masing-masing produk. Hasil pembabasan diperoleh hasil silika berupa serb uk berwarna putih dan alumina berupa endapan berwarna putih. Semakin lama waktu reaksi maka perolehan silica dan alumina yang didapat lebih banyak. Pada proses pembuatan natrium silikat semakin lama waktu reaksi dan semakin tinggi temperature reaksi diperoleh natrium silikat yang lebih banyak. Dari alumina yang diperoleh direaksikan dengan asam sulfat sehingga terbentuk aluminium sulfat yang dapat digunakan sebagai agen pengendap kotoran dalam air keruh.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp27043 | DIG - FTI | Skripsi | TK JIM p/12 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain