Computer File
Pengaruh temperatur dan rasio F:S terhadap aktivitas zat warna dalam ekstraksi zat warna umbi bit
Bit (Beta vulgaris) merupakan salah satu komoditas tanaman yang potensial untuk
dikembangkan. Di Indonesia bit banyak ditanam di dataran tinggi Pulau Jawa, seperti
Cipanas, Lembang, Pangalengan, dan Batu. Tanaman bit memiliki banyak manfaat dalam
bidang kesehatan maupun dalam industri pangan. Masyarakat Indonesia biasanya
menggunakan umbi bit sebagai obat tradisional dan pewarna bahan pangan. Zat warna
merah ini dinamakan betalain. Betalain yang bersifat larut dalam air terdiri dari zat warna
merah keunguan betasianin dan zat warna kuning betaxantin. Zat warna ini dapat dijadikan
pewarna alami bahan pangan yang aman menggantikan pewarna sintetis.
Dengan semakin diakuinya keberadaan pewarna alami dalam industri pangan,
dibutuhkan eksplorasi lebih lanjut mengenai sumber pewarna alami seperti zat warna bit.
Isolasi zat warna ini dapat dilakukan dengan cara ekstraksi. Agar didapat ekstrak zat warna
yang ideal, kondisi optimum pada proses ekstraksi harus diperhatikan. Tujuan penelitian
ini adalah mempelajari pengaruh temperatur dan rasio F:S dalam proses ekstraksi terhadap
persentase rendemen, yield, kadar betasianin, intensitas warna merah, serta stabilitas zat
warna bit. Stabilitas zat warna bit diukur terhadap beberapa pengaruh, seperti: sinar UV,
pH, oksidator, dan kondisi penyimpanan.
Metode penelitian ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu tahap perlakuan awal
bahan, tahap penelitian pendahuluan, penelitian utama, dan analisis hasil penelitian.
Ekstraksi dilakukan secara batch menggunakan pelarut aquadest dengan pengadukan,
selanjutnya pemisahan ekstrak dari pelarutnya dilakukan dengan evaporator vakum. Proses
ekstraksi dilakukan dengan variasi temperatur pada 30°C, 40°C, 50°C, 60°C, dan 70°C,
serta rasio F:S sebesar 1:10, 1:12,5, 1:15, 1:17,5, dan 1:20. Analisis jumlah betasianin,
intensitas warna merah, dan stabilitas zat warna bit dilakukan dengan mengukur
absorbansinya pada spektrofotometer cahaya tampak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen dan yield maksimum diperoleh
pada temperatur ekstraksi 60°C dan rasio F:S (1:17,5). Jumlah betasianin dan intensitas
warna merah terbesar dihasilkan pada temperatur ekstraksi 40°C dan rasio F:S (1:17,5).
Sinar UV, pH, oksidator, dan kondisi penyimpanan mempengaruhi stabilitas zat warna bit
dengan menunjukkan penurunan absorbansi zat warna. Berdasarkan hasil rancangan
percobaan, temperatur dan rasio F:S berpengaruh secara signifikan terhadap kadar
betasianin. Interaksi antara keduanya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kadar betasianin.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp27083 | DIG - FTI | Skripsi | TK ANG p/13 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain