Computer File
Kajian perilaku pondasi tiang bor akibat pergerakan massa tanah studi kasus pada abutment dan pilar jembatan penggaron
Salah satu akibat dari pergerakan lateral massa tanah pada lereng yang tidak stabil pada pondasi tiang
adalah timbulnya tambahan gaya dalam pada tiang tersebut (passive pile). Mekanisme pergerakan massa
tanah tsb. tidak dapat dimodelkan sama dengan beban ekuivalen yang bekerja langsung pada kepala tiang.
Oleh karena masih belum banyaknya penelitian mengenai passive pile yang berada pada lereng yang tidak
stabil dengan adanya pergerakan massa tanah merupakan latar belakang dari penelitian ini.
Pada awal penelitian ini dilakukan studi parameter yang ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai
perilaku tiang bor akibat pergerakan massa tanah dengan bantuan program komputer Midas GTS. Analisis
2D menunjukkan perbedaan dengan elastic solution (Poulos dan Davis, 1997), yaitu pada bidang momen
pada bagian tiang yang terjepit dalam tanah keras. Hal ini dikarenakan asumsi pada model Poulos dan
Davis adalah ujung tiang berupa sendi, konsekuensinya titik ujung tidak bergerak dan seluruh panjang tiang
melentur dengan kondisi kepala bergerak paling besar sehingga momen lentur di sepanjang tiang memiliki
tanda yang sama. Sedangkan pada model 2D studi ini, sebagian dari panjang tiang ditanam dalam tanah
keras, sehingga terjadi perlawanan pasif pada bagian bawah tiang dan menyebabkan momen berbalik arah.
Hal yang sama ditunjukkan pada model 3D studi ini. Untuk model 3D pengaruh pergerakan tanah pada
tiang relatif lebih kecil dibandingkan model 2D sebab struktur tiang yang digunakan pada model 2D berupa
plat menerus. Seluruh pergerakan tanah diserap oleh struktur tiang yang berupa plat tersebut.
Studi kasus untuk penelitian diambil pada Jembatan Penggaron, Jalan Tol Semarang-Solo, difokuskan pada
area Pilar 3-4-5-6-7 dan area Abutment 2. Mekanisme pergerakan pada area Pilar diduga akibat reaktivasi
longsoran purba, dengan history patahan pada tahun 1974, dan sebelumnya. Terjadi 2 bidang pergerakan
tanah, yaitu pada lapisan koluvial (debris) dan lapisan weathered clayshale. Dari pemantauan pergerakan
inklinometer yang dipasang dalam tiang bor perkuatan didapati adanya situasi dimana bidang pergerakan
yang terjadi pada lapisan weathered clayshale semakin dalam. Sedangkan mekanisme pergerakan pada area
Abutment 2 berasal dari pergerakan lapisan lempung organik, berada pada kedalaman antara 8 hingga 12 m,
dan didukung pula oleh hasil pengujian downhole seismic yang menunjukkan adanya anomaly pada travel
time mulai kedalaman ± 10 m hingga permukaan.
Gaya dalam pada tiang bor diinterpretasikan dari data inklinometer dengan metode beda hingga. Bidang
pergerakan berada pada kedalaman tiang dengan sudut puntir (slope) terbesar, dimana momen bernilai nol
dan geser yang terjadi adalah terbesar. Pada bagian tiang yang terjepit terjadi perlawanan pasif sehingga
menyebabkan momen berbalik arah. Salah satu keterbatasan dari metode Poulos dan Davis adalah tidak
bisa diterapkan untuk tiang dengan jepitan yang besar. Analisis 3 dimensi dengan menggunakan Midas
GTS pada area Pilar menunjukkan pola pergerakan tiang yang bersesuaian dengan data inklinometer serta
pola bidang momen yang mirip dengan yang terukur. Sedangkan hasil evaluasi di area Abutment
menunjukkan bila tahanan girder ikut diperhitungkan dalam menahan pergerakan lereng abutment, terjadi
peningkatan momen pada tiang bor pada bagian tiang yang terjepit.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes1310 | T/DIG - PMTS | Tesis | 624.162 HAN k | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain