Computer File
Peranan pengendalian kualitas dalam meminimalisasi terjadinya kecacatan produk kaki tripod di CV. Cahaya Bandung Steel
Dengan meningkatnya persaingan antar perusahaan, kualitas merupakan faktor penting yang diperhatikan dalam menghasilkan produk maupun jasa. Kualitas dapat menjadi salah
satu competitive advantage bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan. Ketika
kualitas produk yang dirasakan konsumen tidak sesuai dengan harapannya, maka konsumen akan merasa kecewa. Hal ini dapat mengakibatkan perusahaan kehilangan konsumennya yang berdampak pada menurunnya profit perusahaan. CV. Cahaya Bandung Steel adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan sparepart berbagai produk yang berbahan baku logam terutama yang terbuat dari besi dan baja. Manajemen kualitas di perusahaan ini belum dilakukan secara sistematis sehingga tingkat kesalahannya pun lebih tinggi dari batas toleransi yang ditetapkan yaitu sekitar 3- 5 %. Sedangkan target yang diinginkan oleh manajer sekitar 2 %. Dari berbagai produk yang dihasilkan, produk tripod merupakan produk yang memberikan keuntungan tertinggi mencapai 18% dari total keuntungan per tahun. Perusahaan ini hanya memproduksi bagian tiang (leher) dan kaki tripod. Dari data produksi yang diambil di CV. Cahaya Bandung Steel pada bulan September 2011, untuk produk lengan pendek kaki tripod terdapat 287 komponen yang cacat dari 7956 komponen yang diproduksi. Besarnya persentase kecacatan mencapai 3,6%. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk menguraikan dan menggambarkan karakteristik variable dalam penelitian dan menarik suatu kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk mendapatkan data dan informasi adalah melalui wawancara, observasi dan kuesioner. Selain itu, penulis juga melakukan studi literatur. Komponen kaki tripod terdiri dari 4 bagian yaitu braket atas, braket bawah, lengan panjang dan lengan pendek. Proses produksi dimulai dengan adanya pesanan dari pelanggan dlikuti dengan datangnya bahan baku. Lalu bahan baku diproses melalui tahapan yang berbeda sesuai dengan jenis komponennya melalui 2 tipe mesin yaitu shearing dan pressing. Inspeksi yang dilakukan oleh CV. Cahaya Bandung Steel melalui 3 tahap, yaitu inspeksi awal (saat bahan baku datang). Inspeksi pada saat proses, dan inspeksi akhir (setelah proses finishing) . Inspeksi pada proses memiliki persentase tingkat kecacatan tertinggi yaitu sebesar 70%. Pada komponen braket atas, tingkat kecacatan tertinggi berada di proses pierching2. Sedangkan pada komponen braket bawah, tingkat kecacatan tertinggi berada di proses bending1. Lalu pada komponen lengan panjang, tingkat kecaeatan tertinggi berada di proses shearing. Dan pada komponen lengan pendek, tingkat keeaeatan tertinggi
berada di proses cutting dan pierching. Tipe-tipe kecacatan yang terjadi di inspeksi pada proses adalah permukaan produk yang miring, ukuran potongan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, lubang yang tidak proporsional, sudut lekukan siku yang tidak tepat, adanya retak atau pecah, adanya lekukan/cekungan pada permukaan produk, lubang yang terlalu kecil. Kecacatan dapat disebabkan oleh 5 faktor yaitu faktor machine. faktor manpower, faktor materials, faklor methods dan faktor environment. Faktor utama penyebab keeaeatan produk kaki tripod di CV.Cahaya Bandung Steel adalah faktor manpower dan method. Hasil ini diperoleh dengan membandingkan pendapat manajer produksi dengan kuesioner yang dibagikan kepada para pekerja. Dengan adanya kecacatan pada produk kaki tripod, selama bulan September 2011 hingga Agustus 2012 perusahaan menanggung kerugian sebagai biaya pengganti material sebesar Rp9.742.071 dengan persentase kerugian material terhadap pendapatan yang diterima sebesar 2.55%. Penulis memberikan beberapa saran yang mungkin dapat membantu perusahaan untuk mengurangi tingkat kecaeatan yaitu sebagai berikut: Pertama, perusahaan sebaiknya fokus di inspeksi pada proses karena menimbulkan kecacatan tertinggi. Kedua, faktor methods dan manpower harus diperhatikan sebagai faktor utama penyebab kecacatan. Ketiga, perlu adanya prosedur dan peraturan tertulis sehingga membantu untuk mengarahkan pekerja. Keempat, adanya pemeriksaan dan maintenance mesin secara teratur. Kelima, perlu membuat laporan tertulis mengenai pengendalian kuatitas. Terakhir, perlu menyelaraskan pandangan antara manajer dengan pekerja terkait penyebab kecacatan pada beberapa faktor penyebab seperti yang tampak pada kuesioner.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp27198 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ CHR p/13 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain