Computer File
Pengadaan kendaraan operasional perusahaan melalui pemilihan alternatif tunai, sewa, dan kredit pemilikan mobil dikaitkan dengan manajemen pajak : studi kasus pada PT. Zth, Bandung
Ketentuan dan pengetahuan di bidang perpajakan terus berkembang seiring berkembangnya zaman. Pengusaha perlu untuk lebih cerdik dalam memahami ketentuan dan peraturan perpajakan agar pajak tidak menjadi batu sandungan dalam kegiatan usahanya khususnya untuk kegiatan investasi. Salah satu caranya adalah dengan pemilihan metode pembiayaan dalam pengadaan kendaraan operasional perusahaan. Perusahaan dapat mendanainya melalui alternatif tunai, sewa, ataupun kredit pemilikan mobil. Masing-masing alternatif memiliki biaya pengurang yang berbeda yang pada akhirnya menghasilkan pajak penghasilan perusahaan yang berbeda pula. Hal inilah yang mendorong penulis melakukan penelitian mengenai pengadaan kendaraan operasional perusahaan melalui pemilihan alternatif tunai, sewa, dan kredit pemilikan mobil dikaitkan dengan manajemen pajak. Pajak merupakan biaya yang akan mengurangi laba bersih suatu perusahaan,
karena itu pengusaha harus pandai dalam menyiasati peraturan perpajakan yang berlaku yang dapat menguntungkan dirinya tetapi tidak merugikan negara. Salah satunya dengan melakukan manajemen pajak. Berdasarkan peraturan perpajakan, biaya yang boleh menjadi pengurang penghasilan bruto perusahaan dari alternatif tunai adalah biaya penyusutan saja, sedangkan untuk sewa yang diperkenankan adalah biaya sewa saja, dan untuk kredit pemilikan mobil yang diperkenankan adalah biaya bunga dan biaya penyusutan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis. Metode ini memberikan gambaran yang sesungguhnya mengenai keadaan objek penelitian melalui pengumpulan data yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Penulis menggunakan data tingkat suku bunga kredit pemilikan mobil, tingkat suku bunga deposito, serta laporan rugi laba PT. Zth. Setelah melakukan penelitian, diperoleh hasil bahwa masing-masing alternatif memiliki penghematan pajak sebesar berikut: alternatif tunai mengurangi pajak sebesar Rp 343.625.000,00 (nilai nominal) atau sebesar Rp 261.530.881,00 (nilai sekarang). Alternatif sewa sebesar Rp 672.000.000,00 (nilai nominal) atau sebesar Rp 544.699.661,00 (nilai sekarang). Alternatif kredit pemilikan mobil sebesar Rp 391.869.950,00 (nilai nominal) atau sebesar Rp 305.493.048,00 (nilai sekarang). Penghematan tunai dari ketiganya adalah sebagai berikut: alternatif sewa lebih hemat Rp 19.432.905,00 dari tunai. Alternatif kredit pemilikan mobil lebih hemat Rp 133.162.054,00 dari tunai. Dan alternatif kredit pemilikan mobil lebih hemat Rp 444.997.839,00 dari sewa. Penghematan pajak terbesar diperoleh memalui pemilihan alternatif sewa. Namun alternatif sewa memiliki kelemahan yaitu pemborosan dalam nilai tunai sekarang. Karena itu penulis menyarankan untuk memilih alternatif kredit pemilikan mobil, karena selain memberikan penghematan pajak, alternatif ini juga memberikan penghematan nilai tunai terbesar jika dibandingkan dengan
alternatif lainnya. Saran dari penulis, perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan arus kasnya agar tidak terjadi gagal bayar dan juga perusahaan sebaiknya selalu memperbaharui pengetahuan mengenai ketentuan dan peraturan perpajakan yang terus berkembang.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp27252 | DIG - FE | Skripsi | AKUN CHA p/10 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain