Computer File
Peranan activity based costing system dalam upaya mencapai keakuratan penetapan harga pokok produk pada CV William Jaya Pratama
Seiring berkembangnya kegiatan ekonomi pada era globalisasi saat ini, industri garmen menghadapi persaingan yang ketat sehingga perusahaan dituntut untuk dapat
menghadapi dan bertahan dari persaingan tersebut. Perusahaan sebaiknya memiliki harga jual yang bersaing. Tentunya harga jual yang bersaing dapat dicapai apabila harga pokok produk (HPP) perusahaan lebih akurat. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa cara perhitungan dan pembebanan biaya dengan menggunakan Traditional Costing System yang digunakan CV William Jaya Pratama dan sistem yang digunakan oleh penulis yaitu Activity Based Cosling System (ABC System). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan dari ABC System dalam upaya meneapai keakuratan penetapan harga pokok produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Produk yang diteliti oleh perusahaan adalah tiga produk yang memiliki 75% bagian dari jumlah unit yang diproduksi oleh CV William Jaya Pratama. Ketiga produk tersebut adalah t-shit, polo shirt, dan jaket knitting. Dengan menggunakan Activity Based Costing System, perhitungan dan pembebanan biaya tidak langsung (indirect cost) menjadi lebih akurat karena tidak selalu dibebankan berdasarkan volume produksi. Maka akan dihasilkan harga pokok produk yang lebih akurat sehingga dapat diketahui produk yang overcosted ataupun undercosted. Dari informasi tersebut, manajemen perusahaan dapat mengetahui mana saja produk yang menguntungkan atau merugikan dan dapat mengambil keputusan dalam menetapkan harga jual yang bersaing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis adalah metode yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta atau kejadian sebenarnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian lapangan berupa observasi, wawaneara, dan dokumentasi serta penelitian kepustakaan. Langkah penelitian ini dimulai dari penentuan topik dan judul hingga pembuatan kesimpulan dan saran. Dengan menggunakan Traditional Costing System dihasilkan harga pokok produk untuk ketiga produk tersebut yaitu Rp 29.525,- untuk t-shirt, Rp 36.0 14,- untuk polo shirt, dan Rp 63.902,- untuk jaket knitting. Sedangkan dengan menggunakan Activity Based Costing System dihasilkan harga pokok produk untuk ketiga prod uk tersebut yaitu Rp 25 .973,- untuk t-shirt, Rp 36.617,- untuk polo shirt, dan Rp 72.918,- untuk jaket knitting. Dari hasil perhitungan dan pembebanan biaya dari kedua sistem tersebut dihasilkan selisih perbandingan harga pokok produk yaitu produk t-shirt mengalami overcosted sebesar Rp 3.552,- , produk polo shirt mengalami undercosted sebesar Rp 603,- dan produk jaket knitting mengalami undercosted terbesar sebanyak Rp 8.0 16,-. Penulis menyarankan kepada CV William Jaya Pratama untuk menggunakan sistem ABC dalam penetapan harga pokok produk karena akan lebih akurat hasil perhitungan dan pembebanannya. Ada baiknya perusahaan lebih efisien dalam penggunaan sumber daya perusahaan agar harga pokok produk yang dihasilkan bisa menjadi lebih kecil karena biaya yang besar timbul pada biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Selain itu dengan perusahaan bisa memperhatikan detail dari biaya dan aktifitas di perusahaan, diharapkan perusahaan menyadari bahwa hasil yang tidak besar seperti selisih penetapan harga pokok produk di atas, bisa berdampak besar bagi perusahaan apabila jumlah unit yang dihasilkan perusahaan sangat besar. Maka diharapkan penerapan sistem ABC ini dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan penting di perusahaan.
Kata Kunci : Harga Pokok Produk (HPP), Traditional Costing System, dan Activity Based Costing System
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp27310 | DIG - FE | Skripsi | AKUN BEN p/13 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain