Computer File
Gaya arsitektur pada Gereja Kristus Raja di Surabaya
Arsitektur selalu mengalami perubahan seiring dengan zamannya, dimana dalam perkembangannya arsitektur dikelompokkan berdasarkan periode waktu dan karakteristik fisik yang khas. Setelah tahun 1920, desain bangunan kolonial di Indonesia dibagi menjadi 2 ideologi yaitu konsep arsitektur Nieuwe Bouwen yang dipengaruhi oleh gerakan arsitektur modern yang mulai berhembus saat itu dan konsep arsitektur indis yang berorientasi ke sumber-sumber lokal. Gereja Kristus Raja merupakan salah satu contoh bangunan yang dibangun setelah masa Kolonial Belanda namun masih menerapkan konsep gaya arsitektur Kolonial Belanda pada desain bangunannya. Diharapkan melalui penelitian ini dapat diketahui konsep gaya arsitektur pada Gereja Kristus Raja di Surabaya serta wujud fisik dari konsep gaya arsitektur tersebut.
Penelitian dilakukan di kota Surabaya, yakni di Gereja Kristus Raja Surabaya yang terletak di Jl. Residen Sudirman no 3. Dalam penulisan skripsi ini, pembahasan dilakukan dengan arahan yang telah ditentukan sehingga penelitian dilakukan dengan metodis dan jelas. Secara sistematis pembahasan dilakukan pada aspek fisik pada bangunan, yakni tatanan massa bangunan, program ruang, struktur pelingkup ruang dan ragam hias. Kemudian dilakukan olah data dan perbandingan antara teori dengan fenomena yang ditemukan di lapangan dengan metode analisa pendekatan kualitatif. Dari analisa yang dilakukan didapatkan jawaban atas pertanyaan dan permasalahan penelitian yang ada sehingga diperoleh kesimpulan.
Bangunan Gereja Kristus Raja Surabaya dirancang dengan adanya kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Hal ini diwujudkan dalam bentuk bangunan yang bergaya arsitektur indis, yang mengangkat kelokalan dari daerah sekitar. Perancangan Gereja ini dilakukan juga dengan pendekatan arsitektur modern yang disesuaikan dengan masa pada saat bangunan berdiri. Perpaduan gaya arsitektur tampak pada bangunan, yakni dari segi bentuk dan elemen-elemen fisik bangunan. Gaya arsitektur Indis tampak pada pertimbangan aspek iklim ditunjukkan dalam tatanan ruang dengan galeri keliling dan teritis, dimensi bukaan serta orientasi. Aspek budaya ditunjukkan dalam penggunaan material dan metode konstruksi. Gaya arsitektur Nieuwe Bouwen terlihat dari bentuk dan konstruksi elemen fisik pada bangunan, yakni dominasi warna putih, dinding dengan dekorasi geometris dan kolom polos. Kombinasi gaya Arsitektur Indis dan gaya arsitektur Nieuwe Bouwen menciptakan bangunan Gereja Kristus Raja di Surabaya yang masih
digunakan hingga saat ini.
Kata kunci: Arsitektur Indis, Arsitektur Nieuwe Bouwen, Gereja Kristus Raja di Surabaya
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp27349 | DIG - fta | Skripsi | ARS-STEFA2 BER g/13 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain