Computer File
Pemanfaatan WTO untuk memajukan kepentingan Indonesia sebagai negara berkembang dalam studi kasus persengketaan rokok antara AS dengan Indonesia
Dewasa ini, telah terjadi pergeseran terhadap fokus kekuatan utama negara. Di masa lalu, yang menjadi fokus utama kekuatan sebuah negara adalah kekuatan militernya, namun, sekarang ekonomi dan sumber daya yang memegang peranan penting. Di masa sekarang, fokus utama dari negara-negara di dunia adalah menciptakan hubungan ekonomi yang kondusif bagi perkembangan perdagangan antar negara. Hal ini memicu peranan organisasi internasional menjadi semakin aktif terlibat dalam interaksi antar negara. Sekarang ini, Indonesia sedang memasuki era dimana ketergantungan antar negara mulai menjadi semakin mendalam antara satu dengan yang lainnya. Salah satu contohnya adalah bentuk kerjasama antara Indonesia dengan AS dalam kegiatan perdagangan produk rokok. Masing-masing pihak, baik Indonesia maupun AS, memiliki kepentingan nasional yang berbeda berkaitan dengan industri rokoknya. Hal inilah yang lantas menjadi penyebab timbulnya konflik di antara kedua negara. Untuk menyelesaikan konflik yang timbul akibat suatu bentuk kerjasama, dibutuhkan peran organisasi internasional yang sesuai dengan anggapan kaum neoliberalis institusionalis.
Dalam kasus ini, organisasi internasional yang berperan adalah WTO. Selama ini WTO dianggap sebagai perpanjangan tangan negara maju seperti AS dan banyak membawa kerugian terhadap negara berkembang seperti Indonesia. Namun apabila merujuk pada proses penyelesaian sengketa rokok kretek antara AS dan Indonesia, terlihat bahwa WTO menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak menunjukkan sikap diskriminatif terhadap negara berkembang. Banyak ketentuan dan aturan di dalam WTO yang mengupayakan kesetaraan antara negara maju dan negara berkembang. Walaupun masih menemui banyak kendala, WTO tetap harus dipertahankan keberadaannya.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dan studi kepustakaan. Teori utama yang digunakan adalah teori Neo-Liberalisme Institusionalis. Penilitian ini menyimpulkan bahwa WTO berperan aktif dalam memajukan kepentingan negara berkembang yang diimplementasikan melalui S&D Treatment, Doha Declaration Agenda dan beberapa hak khusus yang memudahkan negara berkembang dan LDC's dapat bertahan didalam perdagangan bebas yang penuh dengan persaingan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp27595 | DIG - FISIP | Skripsi | HI KUS p/13 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain