Computer File
Steady state line dan state parameter sebagai penentu perilaku dan potensi liquifaksi tanah volkanik Yogyakarta
Liquifaksi atau pelelehan tanah adalah suatu fenomena dimana tanah berbutir kasar yang ada
dalam kondisi jenuh dan mengalami gaya geser yang cepat, secara temporer kehilangan
kekuatannya karena adanya kenaikan tekanan air pori. Karena Gempa dapat menimbulkan gaya
geser yang besar sebab getaran signifikan yang menyertai percepatan gelombangnya , sampai
saat ini gempa dianggap sebagai pemicu utama liquifaksi, sehingga penghitungan prediksi
tegangan geser pemicu liquifaksi pun didasarkan pada simulasi percepatan gempa. Gempa
skala Magnitud 5,9 pada Mei 2006 menimbulkan beberapa gejala liquifaksi baik di kabupaten
maupun di kota Yogyakarta, meskipun dampaknya tidak sebesar dampak akibat kesalahan
struktur bangunan, kejadian liquifaksi cukup berbahaya, dengan keluarnya pasir dari bawah
fondasi gedung dapat mengalami penurunan, lantai retak dan bergelombang seperti yang
terjadi di daerah Canden, Srandakan,Bantul dan Gantiwarno. Banyak rumusan empiris
prediksi liquifaksi yang penyusunannya didasarkan pada tanah sedimen alluvial, hipotesis
menyatakan bahwa tanah volkanik yang bentuknya tajam menyudut kemungkinan besar
mempunyai ketahanan geser lebih besar dibandingkan tanah non volkanik. Apakah tanah
volkanik ini mengikuti kaidah rumusan empiris tersebut? Ini merupakan salah satu hal yang
harus dijawab dalam penelitian ini. Pemilihan Yogyakarta sebagai studi kasus didasarkan pada
sifat geologi Yogyakarta yang secara total didominasi oleh volkanik Merapi yang merupakan
salah satu gunung berapi yang paling aktif di Indonesia.
Steady State Line ( SSL) yang diketengahkan dalam penelitian ini ditentukan melalui pengujian
triaxial monotonik , SSL merupakan lokus dari semua titik dalam korelasi void ratio dan
tegangan efektif rata-rata dimana massa suatu tanah berubah bentuk terus menerus dibawah
kondisi tegangan efektif, void ratio, dan kuat geser yang konstan. Suatu massa tanah yang
dibebani, pada regangan besar tertentu, akan mencapai salah satu titik pada SSL. Jarak posisi
awal massa tanah ini terhadap SSL dikatakan sebagai state parameter (Psi), yang dapat digunakan
sebagai prediksi apakah tanah tersebut bersifat kontraktif (Psi nya positif) di sebelah kanan garis
SSL, yang artinya berpotensi liquifaksi atau dilatif (Psi nya negatif) tidak berpotensi liquifaksi.
Dalam penelitian ini diperoleh hubungan antara kadar kehalusan butir dengan kemiringan SSL
yakni ?ss, serta hubungan (Lambda)ss dengan diameter butir rata-rata (D50) dan koefisien keseragaman
tanah (Cu), dalam persamaan (Lambda)ss = -0.851 D50 + 0.001 Cu + 0.375 . State parameter adalah
fungsi dari ?ss dan ketahanan ujung konus CPT, dengan diketahuinya (Lambda)ss, dan data hasil uji
CPT atau CPTU, state parameter dapat ditentukan, sehingga prediksi potensi liquifaksi dapat
diperoleh secara lebih efisien.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
dis168 | D/DIG - PDITS | Disertasi | 624.15 HER s | Perpustakaan (PDF) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain