Computer File
Penerapan metode six sigma dmaic untuk mengurangi persentase cacat produksi kursi cosmo di PT Chitose Indonesia MFG
PT Chitose merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi kursi terbesar di Bandung yang berlokasi di Cimahi, Jawa Barat. PT Chitose sering mengalami masalah pada cacat produk yang dihasilkan dari proses produksinya. Salah satu produknya yang sering mengalami kegagalan adalah kursi Cosmo. Untuk memproduksi kursi tersebut dibutuhkan 3 proses yaitu konstruksi, finishing, dan assembly. Proses finishing dan assembly merupakan proses yang sering menghasilkan cacat pada produk. Cacat yang dihasilkan dari proses finishing antara lain cacat belang, buram, kasar, tidak terlapisi zinc, gores, dan lacquer. Persentase jumlah komponen cacat (nonconfonning) yang terjadi pada proses finishing selama 20 hari penelitian adalah 30,11 %. Sedangkan cacat yang dihasilkan dari proses assembly antara lain cacat kentob, gores, dan seat/back cover sobek. Persentase jumlah komponen cacat (nonconfonning) yang terjadi pada proses assembly selama 20 hari penelitian adalah 1,07%. Metode yang dapat digunakan PT Chitose dalam usaha peningkatan kualitasnya adalah metode Six Sigma DMAIC. Metode Six Sigma DMAIC merupakan metode yang dapat meningkatkan kualitas secara terus menerus (continuous improvement) dengan pencapaian target 3,4 DPMO (Defects Per Million Opportunities - kegagalan per sejuta kesempatan). Tahapan metode Six Sigma dengan siklus DMAIC yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control. Nilai DPMO dari proses finishing adalah 54787,39 dan nilai DPMO dari proses assembly adalah 2245,42. Tindakan perbaikan yang dilakukan kepada perusahaan antara lain dengan menambahkan alat thennocouple untuk mengecek suhu oven, menambahkan sarana untuk membersihkan komponen, serta memasang beberapa visual display sebagai pengingat operator. Hasil dari penerapan metode Six Sigma DMAIC yang dilakukan pada PT Chitose adalah terjadinya penurunan nilai DPMO pada proses finishing menjadi 35155,35 dan proses assembly menjadi 1938,10. Selain itu, terjadi penurunan persentase cacat produksi pada proses finishing sebesar 15,07%, sedangkan penurunan persentase cacat produksi pada proses assembly sebesar 0,56%.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp28057 | DIG - FTI | Skripsi | TI COR p/14 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain