20%) sehingga sejak awal tahun 2013, pencapaian persentase grade A corak 2042 tidak pernah mencapai target 80%. Selama tahun 2013, persentase tertinggi hanya 79,52% dengan rata-rata 66,51% saja. Faktor utama penyebab jenis cacat lusi putus adalah faktor man dan material. Sedangkan untuk jenis cacat pakan jarang, dan pakan rapat, faktor penyebab kecacatan adalah faktor machine, yaitu mesin stop. Mesin stop disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor machine dan faktor man. Beberapa saran yang dapat membantu perusahaan untuk mengurangi tingkat kecacatan, yaitu pertama untuk faktor man, operator perlu diberi pelatihan secara berkala agar operator menjadi lebih ahli dalam melakukan pekerjaannya, diingatkan agar tetap bekerja dengan hati - hati dan teliti untuk hasil yang lebih maksimal, dan diingatkan mengenai dampak yang timbul akibat kesalahan yang dilakukan operator. Kedua, pada faktor machine operator perlu diberitahu mengenai hal - hal apa saja yang membuat fungsi machine tidak optimal dan bagaimana cara mengatasi mesin yang bermasalah. Ketiga pada faktor material, operator perlu diberitahu bahwa size benang yang terlalu kering berjatuhan dan menempel pada backroll dan bergesekan dengan benang lusi selama proses tenun sehingga menyebabkan benang lusi menjadi putus." />
Computer File
Peranan pengendalian kualitas dalam mengurangi persentase produk cacat kain grey corak 2042 di PT. X
Dewasa ini dengan semakin meningkatnya persaingan di bidang industri setiap pelaku bisnis pasti memerlukan pengendalian kualitas yang baik agar dapat bertahan dan berkembang di
dalam industri tersebut. Setiap perusnhaan harus memberikan perhatian penuh kepada kualitas, sebab perhatian penuh kepada kualitas dapat memberikan dampak positif, yaitu dampak peningkatan pendapatan menurut Gaspersz (2001 :3). PT. X adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil sejak tahun 1987 yang berlokasi di daerah Cimahi. PT. X memproduksi kain georgette yang dihasilkan melalui 2 tahap proses produksi yaitu weaving, dan dyeing finishing. Proses weaving menghasilkan kain georgette yang masih berupa kain grey. Kain grey hasil proses divisi weaving sering mengalami kecacatan. Ada 5 grade yang dijadikan patokan oleh perusabaan yaitu grade AA, A, B, C dan BS. Pada kain dengan lebar 58" dari 12 corak yang rutin diproduksi, corak 2042 adalah corak yang rutin diproduksi setiap bulan dan memiliki tingkat kecacatan yang tinggi dalam satu (tahun terakhir, yaitu rata - rata 33,49%/bulan. Padahal batas toleransi tingkat kecacatan yang ditetapkan hanya 20%. Metode penelitian studi ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif
membantu memberikan gambaran mengenai objek yang diteliti. Langkah pertama dari metode ini
adalah mengumpulkan data-data mengenai objek yang diamati lalu mengolah dan menganalisa data-data tersebut, kemudian menarik kesimpulan dari hasil analisa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk mendapatkan data dan informasi adalah melalui wawancara, pengumpulan data, observasi dan kuesioner. Jenis-jenis cacat pada kain grey corak 2042 dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu cacat arah pakan, bukan arah lusi/pakan dan arah lusi. Jenis cacat LP memiliki rata - rata persentase tertinggi dibandingkan dengsn jenis cacat lain. Rata - rata persentase kecacatan LP pada kain grey corak 2042 adalah 35,77%, lalu diikuti dengan jenis cacat PJ sebesar 21,08%, dan jellis cacat PR sebesar 16,1%. Oleh karena itu penelitian memfokuskan kepada jenis cacat LP PJ, dan PR dimana berpotensi memiliki tingkat kecacatan mencapai 72,95% dari total kecacatan yang terjadi. Dari 12
jenis corak yang rutin diproduksi, corak 2042 merupakan corak yang memiliki kecacatan yang tinggi (>20%) sehingga sejak awal tahun 2013, pencapaian persentase grade A corak 2042 tidak pernah mencapai target 80%. Selama tahun 2013, persentase tertinggi hanya 79,52% dengan rata-rata 66,51% saja. Faktor utama penyebab jenis cacat lusi putus adalah faktor man dan material. Sedangkan untuk jenis cacat pakan jarang, dan pakan rapat, faktor penyebab kecacatan adalah faktor machine, yaitu mesin stop. Mesin stop disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor machine dan faktor man. Beberapa saran yang dapat membantu perusahaan untuk mengurangi tingkat kecacatan, yaitu pertama untuk faktor man, operator perlu diberi pelatihan secara berkala agar operator menjadi lebih ahli dalam melakukan pekerjaannya, diingatkan agar tetap bekerja dengan hati - hati dan teliti untuk hasil yang lebih maksimal, dan diingatkan mengenai dampak yang timbul akibat kesalahan yang dilakukan operator. Kedua, pada faktor machine operator perlu diberitahu mengenai hal - hal
apa saja yang membuat fungsi machine tidak optimal dan bagaimana cara mengatasi mesin yang
bermasalah. Ketiga pada faktor material, operator perlu diberitahu bahwa size benang yang terlalu kering berjatuhan dan menempel pada backroll dan bergesekan dengan benang lusi selama proses tenun sehingga menyebabkan benang lusi menjadi putus.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp28397 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ FEB p/14 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain