Computer File
Penerapan target costing dalam upaya menurunkan biaya produk : studi kasus pada Pabrik IM
Meningkatnya persaingan dalam dunia industri membuat seluruh bentuk usaha yang ada sampai sekarang melakukan berbagai cara agar tetap dapat bersaing di pasar dan dapat menghasilkan profit yang semakin meningkat. Untuk mengahadapi hal itu, manajemen perusahaan perlu memiliki keunggulan daya saing, yaitu dengan memberikan pelayanan yang cepat dalam memenuhi keinginan customer dan memberikan produk dan jasa yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Salah satu alat bantu yang digunakan manajemen untuk memenuhi hal tersebut adalah target costing, yang memiliki dua karakteristik dalam penerapannya yaitu pasar dan biaya, dimana dalam menentukan biaya produk, perusahaan terlebih dahulu mengestimasi harga jual dipasar untuk kemudian menentukan keuntungan yang ingin dicapai.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif analitis dengan menggunakan sumber data primer yaitu observasi langsung, hasil wawancara dengan pemilik dan beberapa karyawan, dokumentasi serta menggunakan sumber data sekunder untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana jika target costing diterapkan pada pabrik yang belum pernah menerapkannya, serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung keberhasilan penerapan target costing pada pabrik.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa dalam menerapkan target costing, pabrik memperhatikan keinginan pasar dengan melakukan riset terhadap sol sepatu berdasarkan customer-oriented. Analisis terhadap pasar diharapkan dapat membantu pabrik dalam memenuhi keinginan pasar. Selain itu, pabrik juga merubah komposisi material dari bahan baku yang ada dalam pembuatan sol sepatu, sehingga biaya produksi dapat diestimasi dan proses produksi tidak memerlukan perubahan. Analisis terhadap penerapan ini menunjukkan bahwa biaya produk yang diestimasi lebih besar dibandingkan dengan target cost. Selain itu, terdapat beberapa mesin yang kadang terhenti sehingga menimbulkan waktu tunggu (machine downtime) dalam proses produksi. Bagian produksi tidak membuat laporan mengenai jangka waktu, frekuensi, dan dampak machine downtime terhadap kelancaran proses produksi. Dan pada saat proses produksi sol sepatu, bagian produksi tidak membuat laporan berkala mengenai jumlah unit yang dinyatakan scrap, dan tidak mengkuantifikasi besarnya nilai rupiah pada produk scrap.
Saran penulis untuk dapat meningkatkan efisiensi, pabrik melakukan usaha-usaha yang dapat menghasilkan cost-reduction seperti tear-down analysis, value engineering atau reeingeneering. Selain itu, pengawasan yang lebih baik juga harus dilakukan oleh pabrik dalam mengurangi jumlah produk yang cacat, melakukan manajemen biaya yang dimulai dengan membuat laporan berkala mengenai jumlah unit dan kuantifikasi nilai rupiah pada produk scrap, jangka waktu, frekuensi, dan dampak machine downtime terhadap kelancaran proses produksi.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp28510 | DIG - FE | Skripsi | AKUN PAT p/14 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain