Computer File
Peran bauran promosi dalam usaha meningkatkan penjualan garment
Dalam rangka pembangunan nasional di negara kita, kegiatan
perekonomian di berbagai sektor baik migas maupun non migas berkembang
dengan pesat. Salah satunya adalah industri tekstil yang memproduksi
pakaian jadi yang lebih dikenal dengan garment.
Sektor ini memiliki andil yang cukup besar dalam ekspor non migas
dan untuk domestic market, sehingga banyak diminati oleh pihak swasta:
Maka berdirilah perusahaan-perusahaan garment besar dan kecil, yang
mempertajam persaingan yang terjadi antar perusahaan garment, terutama
yang menawarkan produk sejenis.
Agar suatu perusahaan garment dapat bertahan di kancah persaingan,
mengolah sumber daya yang ada untuk memproduksi produk bermutu dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen tidaklah cukup, tapi juga harus
memasarkan produk tersebut dengan seefektif dan seefisien mungkin, agar
merk dan produknya dikenal dan diterima oleh target market - nya.
Salah satu aktivitas pemasaran yang perlu dilakukan adalah melakukan
bauran promosi yang terdiri dari lima elemen : personal selling, advertising,
sales promotion, public relation dan direct marketing.
Kegiatan aktivitas bauran promosi merupakan suatu investasi yang
cukup besar, maka perusahaan harus dapat merencanakan program bauran
promosi yang tepat, untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dan sebagai
pendukung aktivitas tersebut, dibutuhkan suatu marketing database yang
memuat berbagai data dari setiap distributor perusahaan.
Perusahaan yang menjadi obyek penelitian penulis adalah perusahaan
garment yang berkedudukan di Bandung dan memproduksi pakaian jadi yaitu
jeans. Daerah pemasarannya tersebar di seluruh Indonesia terutama, di
department store, juga eksport ke luar negeri. Namun karena berbagai
kendala, sejak 1993 perusahaan hanya memasarkan untuk domestic market.
Sejak perusahaan memproduksi pakaian jadi jeans, penjualannya
cukup baik dan terns meningkat, namun karena persaingan dari perusahaan
lama clan barn semakin ketat, sedangkan bauran promosi yang dilakukan
perusahaan masih terbatas dan kurang terkoordinir, dan juga pengaruh faktor
lainnya, maka dari tahun ke tahun merk dan produk perusahaan kurang dikenal
dan kurang diminati konsumen.
Adapun personal selling yang aktif sejak tahun 1990 hanya order
taker, jadi penjualan perusahaan mengandalkan pesanan dari distributor yang
ada (sebagian besar adalah department store). Perusahaan juga hanya
menyusun customer list dan tidak mempunyai marketing database untuk
mendukung kegiatan personal selling.
Sales promotion dalam pemberian discount dilakukan beberapa bulan
sekali bersama distributor, pameran bersama API (Asosiasi Pertekstilan
Indonesia) ke luar negeri satu tahun sekali, dan sejak tahun 1994 mengikuti
fashWn show dan menjadi sponsor beberapa kali.
Advertising hingga tahun 1993 hanya berupa specialties dan point-of-purchase
displays. Barn pada tahun 1994 perusahaan memasang advertising
di media TV dan majalah.
Public relation terbatas pada sumbangan dan identity media.
Dan tahun 1997 melakukan direct marketing melalui internet.
Hasil penjualan perusahaan sebagian besar dari penjualan celana
panjang sebagai produk utama, sedangkan produk lain sebagai produk
sampingan hanya mernberikan sedikit kontribusi.
Dari analisa peikembangan penjualan dari tahun 1994-1996, ada
kecenderungan penurunan penjualan pada triwulan kedua dan ketiga setiap .
tahunnya. Sedangkan pada triwulan pertama dan keempat setiap tahunnya,
penjualan cenderung naik cukup tinggi, antara lain disebabkan pada masa-masa
tersebut diadakan sales promotion melalui pemberian discount bersama
semua distributor (khususnya department store), yang cukup efektif
mengingat dilakukan pada akhir tahun/ tahun baru/ menjelang lebaran, dimana
banyak orang berbelanja baju barn.
Untuk total penjualan periode 1994-1996, terjadi penurunan cukup
besar dari tahun ke tahun, yang disebabkan persaingan yang semakin ketat,
kenaikan harga produk, kegiatan bauran promosi perusahaan selama ini yang
masih terbatas dan kurang terkoordinir, terutama dalam membangun/mempertahankan brand image produk perusahaan, serta faktor lainnya,
sehingga sebagian pangsa pasar perusahaan direbut para pesaing dan otomatis
penjualan perusahaan semakin menurun.
Adapun dalam aktivitas bauran promosi yang dilakukan perusahaan
selama ini, penulis melihat beberapa masalah sebagai berikut :
1 . Personal selling :
a) Order getter sejak tahun 1990 pasif.
b) Tidak ada marketing database untuk mendukung kegiatan personal
selling.
2. Advertising :
a) Variasi media terbatas pada majalah (Aneka) & TV (luar Jawa). dan
waktu tayangnya kurang tepat.
b) Informasi kurang mendukung kegiatan sales promotion.
3. Sales promotion :
a) Pemberian discount di department store setiap tahunnya, kurang efektif
pada triwulan kedua dan ketiga untuk celana panjang dan kemeja,
triwulan pertama dan ketiga untuk celana bermuda, dan triwulan keempat
untuk jaket.
b) Tidak ada salesman yang ditempatkan dalam pameran bersama API
(Asosiasi Pertekstilan Indonesia).
c) Tidak pernah mengikuti pameran di dalam negeri, dan baru mengadakan
fashion show I menjadi sponsor beberapa kali.
4. Public relation :
Tidak mendukung kegiatan sales promotion, khususnya dalam publicity.
5. Penjualan :
a) Total penjualan periode 1994-1996 menurun dari tahun ke tahun,
khususnya celana panjang dan celana bennuda.
b) Penjualan di manufacturer's outlet sangat rendah.
c) Kontribusi penjualan di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Sulawesi
sangat rendah.
d) Penjualan di Medan cost-nya lebih besar dari benefit-nya.
Untuk itu penulis memberikan beberapa saran kepada perusahaan :
1. Personal selling :
a) Mengaktifkan order getter.
b) Menyusun marketing database.
2. Advertising:
a) Menambah media advertising, medium majalah dan stasiun TV.
b) Advertising di TV untuk pulau Jawa ditingkatkan melalui spotlight ads.
dengan frekuensi rendah, dan diganti waktu tayangnya.
c) Memberikan informasi tentang keberadaan manufacturer's outlet dan
kegiatan sales promotion.
3. Sales Promotion. :
a) Pemberian discount dilakukan juga di manufacturer's outlet, dan
didukung advertising.
b) Menempatkan salesman dalam pameran yang diikuti.
c) Kegiatan fashion show I sponsor ditingkatkan.
4. Public Relation :
Mendukung kegiatan sales promotion melalui publicity.
5. Bauran promosi setiap produk :
a) Celana panjang :
Mengaktifkan order getter di luar Jakarta, relationship marketing
terutama di Jakarta, advertising, dan sales promotion dikoordinasikan
dengan public relation pada triwulan kedua dan ketiga.
b) Celana bermuda :
Mengaktifkan order getter terutama di luar Jakarta & Jabar, advertising
dan sales promotion pada masa liburan sekolah.
c) Jaket:
Meningkatkan kegiatan fashion show I sponsor yang didukung
advertising dan public relation pada triwulan keempat, terutama di luar
Jabar, Bali-Lombok.
d) Kemeja:
Mengaktifkan order getter di luar Kalimantari & Jakarta, dan
meningkatkan advertising.
e) Rompi:
Meningkatkan bauran promosi di luar Jakarta.
6. Untuk Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera dan Sulawesi, aktivitas dan
koordinasi. bauran promosi perlu ditingkatkan.
7. Perusahaan dapat menggunakan agen untuk memasarkan produk
perusahaan di kota Medan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skpsc80 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain