Computer File
Kajian awal pemanfaatan pektin dan zat warna alami dari kulit buah naga menggunakan pelarut asam sitrat pada pembuatan jelly
Buah naga (Hylocereus undatus) merupakan tanaman kaktus yang tumbuh baik di negara beriklim tropis, seperti Indonesia. Buah naga termasuk dalam keluarga tanaman kaktus dari marga Hylocereus yang cukup digemari oleh masyarakat Indonesia, sehingga produksi buah naga di Indonesia mencapa 55 ton/ha pada tahun 2012 dan angka impor buah naga mencapai 400 ton/tahun. Tingginya tingkat konsumsi daging buah naga tidak sebanding dengan pengolahan limbah kulitnya (30-35%-b buah), sehinggan kulit buah naga hanya sebatas menjadi limbah organik. Hal ini sangat disayangkan karena kulit buah naga mempunyai kandungan pektin (15-16%-b kulit kering) lebih tinggi dibandingkan kandungan pektin di dalam kulit apel yang dikenal sebagai salah satu sumber pektin potensial dan zat warna alami betasianin (6,25 mg/100 g kulit kering) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan jelly berwarna menarik yang kaya antidioksidan. Pembuatan jelly dilakukan dengan mengekstraksi kulit buah naga kering (Kadar air 7-10%-b) menggunakan pelarut asam sitrat dalam ekstaktor batch IL dengan pengontakan secara dispersi tanpa penambahan gula. Rasio masa umpan terhadap pelarut sebesar 1:20 (g/mL), temperatur ekstraksi divariasikan 50-90°C. Serta pH divariasikan 2,7-3,3 menggunakan rancangan percobaan central composite design dengan 5 centre point. Hasil penelitian menunjukkan jelly yang didapatkan memiliki nilai bloom strength 4.655-21.343, tidak lebih kenyal apabila dibandingkan jelly dipasaran. Kondisi optimum pembuatan jelly menggunakan pelarut asam sitrat diperoleh pada temperatur ekstraksi 62,2°C pH dan sebesar 3,3.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp29283 | DIG - FTI | Skripsi | TK WEL k/14 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain