Computer File
Pengaruh konsep natah pada proporsi arsitektur tradisional Bali di Tenganan Pegringsingan
Arsitektur dibentuk sesuai dengan konteksnya yaitu alam (nature) dan kebudayaan (culture). Produk arsitektur akan berbeda satu sarna lain tergantung dari konteksnya yaitu kebutuhan masing-masing manusia untuk menyikapi faktor iklim, lokasi, kebudayaan, sosial, ekonomi, dan lain sebagainya. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, arsitektur juga terus mengalami perkembangan. Sering sekali arsitektur dijadikan tolak ukur dari suatu peradaban dan kebudayaan. Sikap tidak peduli terhadap konteks yang ada mengakibatkan timbulnya berbagai rnacam masalah. Dibalik ketidakjelasan arah perkembangan arsitektur Indonesia, masih ada arsitektur lokal yang selamat dan mampu bertahan dari pengaruh kebudayaan asing yang masuk. Bali merupakan salah satu contoh dimana kebudayaan tradisional masih terjaga dari derasnya pengaruh kebudayaan asing. Masyarakat Bali Aga, dikenal sebagai masyarakat Bali asli, dim ana mereka masih rnenjalankan tata cara kehidupan dan aturanaturan nenek moyang mereka dalam kehidupan sehari-harinya. Arsitektur Bali Aga dapat dikatakan merupakan salah satu contoh bentuk arsitektur lokal Indonesia yang dapat bertahan dari arus globalisasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman yang semakin maju. Salah satu contoh Desa Bali Aga yang rnasih bertahan hingga saat ini adalah Desa Tenganan Pegringsingan. Arsitektur Desa Tenganan Pegringsingan masih bertahan sesuai dengan bentuk dan tatanan asalnya. Desa Tenganan Pegringsingan menerapkan konsep natah yang sangat kuat. Natah pada Desa Tenganan Pegringsingan bukan hanya sekedar ruang kosong namun sebagai aksis mundi dimana natah dikhayati sebagai ruang terjadinya cikal bakal kehidupan dan merupakan titik keberangkatan dari segala aktivitas manusia. Natah menjadi pusat orientasi dan juga pus at aktivitas masyarakat Tenganan Pegringsingan. Pada Desa Tenganan Pegringsingan ini diambil dua buah objek studi yang dianggap dapat merepresentasikan keseluruhan Desa Tenganan Pegringsingan yaitu Bale Agung sebagai bangunan pubik dan Rumah Tinggal Ibu Candri pada Banjar Kauh. Konsep Natah berperan dalam proporsi arsitektur tradisional di Tenganan Pegringsingan baik dalam skala Jingkungan, fisik bangunan, dan konstruksi. Konsep Natah diwujudkan masyarakat Tenganan Pegringsingan dalam bentuk Awangan Desa dan Natah Rumah Tinggal. Konsep Natah dalam skala desa maupun rumah tinggal menentukan orientasi dan keseimbangan arsitektur di Tenganan Pegringsingan.
Kata-kata kunci : Proporsi, Natah , Keseimbangan, Orientasi
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp29339 | DIG - FTA | Skripsi | ARS-STEFA2 OSM p/14 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain