Computer File
Studi pemenuhan kebutuhan air irigasi di daerah irigasi Krueng Baro dan Krueng Tiro, Provinsi Aceh
Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh memiliki potensi sumber penghasilan di bidang pertanian,
diantaranya DI. Krueng Baro (11.950 ha), dengan sumber air Sungai Krueng Baro (349 km2) dan
DI. Krueng Tiro (6.330 ha), diairi dari Sungai Krueng Tiro (174,24 km2). Saat musim kemarau
sawah pada DI. Krueng Baro yang tak dapat diairi seluas 5.803 ha sedangkan DI. Krueng Tiro
seluas 3.687 ha. Sumber air yang dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan air di DI. Krueng
Baro adalah Sungai Krueng Rukoh (19,64 km2) yang terletak di sebelah timur Sungai Krueng
Baro. Di sisi lain kelebihan air di Sungai Krueng Tiro dapat dimanfaatkan bila dapat dibangun
Waduk Tiro. Dari studi PT. Wahana Adya Konsultan (2010), volume tampungan waduk yang
dapat dibangun di Sungai Krueng Rukoh 128,66x106 m3 (+122 m) sedangkan di Sungai Krueng
Tiro sebesar 44,44x106 m3 (+122 m).
Agar kebutuhan air di kedua DI. dapat dipenuhi secara optimal, maka perlu dilakukan
integrasi pengembangan. Untuk itu perlu dikaji berbagai alternatif pemenuhan kebutuhan air
irigasi dan aliran pemeliharaan sungai dengan mempertimbangkan semua sumber air yang ada,
pengembangan dua potensi waduk serta alternatif awal tanam. Untuk DI. Krueng Tiro dikaji
pemenuhan kebutuhan air tanpa dan dengan Waduk Tiro sedangkan untuk DI. Krueng Baro dikaji
3 alternatif, yaitu: dari Sungai Krueng Baro saja, Sungai Krueng Baro dan Sungai Krueng Rukoh
dengan Waduk Rukoh dan alternatif 2 ditambah suplesi sisa air Waduk Tiro. Suplesi
dimungkinkan dengan membangun terowongan hubung antara rencana Waduk Tiro dan Waduk Rukoh.
Dari analisis awal tanam dimulai September minggu ke-1 hingga Desember minggu ke-2,
dihasilkan awal tanam terbaik dimulai November minggu ke-2. Dari simulasi pemenuhan
kebutuhan air dengan menggunakan data debit tengah bulanan (1985- 2007), dapat diketahui
tingkat keberhasilan intensitas tanam di DI. Krueng Tiro tanpa dan dengan Waduk Tiro masing-masing
adalah 81,765%, 110,709%. Sementara itu di DI. Krueng Baro pada 3 alternatif di atas
adalah 57,778%, 73,986%, 82,466%. Dari simulasi tersebut dapat diketahui bahwa Waduk Tiro
dapat dikembangkan sesuai rencana studi terdahulu, sedangkan Waduk Rukoh dari rencana awal
dapat dikembangkan sampai 85,89x106 m3 (+115 m) karena keterbatasan sumber airnya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp29349 | DIG - FTA | Skripsi | TSDA RAM s/14 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain