Computer File
Hubungan perdagangan Indonesia - Amerika Serikat 1989-1991 : dampak pencabutan GSP-AS atas 4 NIC's ASIA terhadap peningkatan ekspor komoditi nonmigas Indonesia ke AS
Sejak menurunnya pendapatan devisa dari sektor migas, Indonesia mulai mengalihkan perhatiannya pada sektor nonmigas. Untuk membantu pengembangan sektor nonmigas, pemerintah Indonesia memanfaatkan peluang-peluang ekonomi yang dapat meningkatkan ekspor nonmigas, seperti pencabutan GSP-AS atas keempat NIC's Asia dan pemberian fasilitas GSP-AS kepada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Disamping itu, pemerintah Indonesia juga mengeluarkan serangkaian kebijaksanaan yang diperkirakan dapat meningkatkan sektor tersebut. Generalized System of Preferences (GSP) merupakan kebijaksanaan penurunan tarif yang dikeluarkan Amerika Serikat untuk komoditi-komoditi ekspor nonmigas dari negara berkembang. Didalam GSP terdapat ketentuan-ketentuan khusus, seperti aspek resiprosi tas, yang harus dipenuhi oleh negara penerima GSP-AS bila menginginkan ekspor nonmigasnya mendapatkan fasilitas ini. Pemberian fasilitas GSP-AS dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh keempat NIC's Asia yang mengakibatkan defisit neraca perdagangan AS. Sehingga dengan alasan tersebut, fasilitas yang diberikan sejak tahun 1976, dicabut pada Januari 1989. Dengan momen tersebut dan pemberian fasilitas GSP kepada negara-negara berkembang, memberikan peluang kepada Indonesia untuk menggantikan posisi keempat NIC's Asia atas ekspor komoditi ke pasar AS.
Dikaitkan dengan respon Indonesia terhadap pencabutan GSP-AS atas empat NIC's Asia dalam rangka meningkatkan ekspor nonmigas ke Amerika Serikat melalui GSP-AS, GSP-AS merupakan salah satu peluang ekonomi untuk meningkatkan daya saing komoditi ekspar nonmigas Indonesia dalam menembus pasar-AS. Namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa masalah berkenaan dengan kendala-kendala yang menghambat pemanfaatan GSP-AS, sehingga prosentase ekspor nonmigas melalui GSP-AS masih rendah. Agar dapat meningkatkan ekspor nonmigas ke Amerika Serikat dengan menggunakan GSP-AS, Indonesia perlu memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengannya. Untuk itu Indonesia berusaha menghilangkan kendala-kendala yang menghambat pelaksanaan ekspor nonmigas melalui GSP-AS, baik dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan
maupun tindakan langsung dari pemerintah Indonesia. Dengan tindakan-tindakan tersebut, diharapkan ekspor nonmigas melalui fasilitas GSP-AS dapat meningkat. Hal ini berarti dapat menambah pendapatan devisa nasional.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skpsc271 | DIG - FISIP | Skripsi | HI HAR h/94 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain