Computer File
Proses alih teknologi dalam industri pesawat terbang : studi tentang kerja sama Casa - IPTN 1979-1989
Pada akhir 70-an harga minyak di dunia tidak pernah stabil bahkan cenderung merosot. Hal ini secara langsung memberikan dampak kurang menguntungkan bagi kegiatan perdagangan luar negeri migas Indonesia. Sebagai salah satu negara pengekspor minyak tertinggi di dunia, ekspor migas merupakan sumber utama devisa negara. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pada 1976 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang menyatakan bahwa Indonesia akan mulai memasuki era industrialisasi dan menitikberatkan pada industri-industri berat dengan teknologi tinggi melalui kebijaksanaan transformasi industri. Kebijakan itu bertujuan agar Indonesia dapat memproduksi barang-barang substitusi impor dan mengekspor produk-produk nomnigas untuk menambah devisa negara. Era industrialisasi ini ditandai dengan dipilihnya sembilan industri-industri pionir sebagai wahana transformasi industri. Industri-industri
ini diharapkan pada nantinya akan melibatkan industri-industri kecil dalam kegiatan-kegiatannya dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. PT Industri Pesawat Terbang Nusantara merupakan salah satu industri pionir yang ditunjuk pemerintah Indonesia. Pada industri pesawat terbang diperlukan teknologi tinggi sebagai salah satu faktor pendukung keberadaannya, selain faktor modal dan tenaga kerja. Menyadari keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki Indonesia dalam ketiga faktor tersebut, IPTN mengambil langkah kerja sama dengan industri-industri pesawat terbang dari negara-negara maju. Salah satunya adalah Construciones Aeronauticas SA (CASA) Spanyol melalui alih teknologi pada tahun 1976. Alih teknologi dari CASA dimulai dengan pemberian hak lisensi pesawat C-212, dan dilanjutkan dengan program konsorsium manufaktur pesawat CN-235. Karena beragamnya bentuk alih teknologi, serta terdapatnya kendala-kendala dari pihak Indonesia sebagai penerima teknologi, perlu dipelajari bagaimana proses alih teknologi dari CASA tersebut dilakukan dan bagaimana kerja sama kedua negara tersebut dapat mengatasi kendala-kendala yang timbul. Berkaitan dengan tujuan transformasi industri di Indonesia, harus pula dipelajari apakah alih teknologi pada IPTN, sebagai industri pionir, dapat memberikan pengaruh makroekonomi di dalam dan di luar IPTN serta dapat memenuhi tujuan dari kebijaksanaan transformasi industri.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skpsc288 | DIG - FISIP | Skripsi | HI RID p/94 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain