Text
Satu tungku tiga batu sebagai inspirasi untuk membangun eklesiologi yang dialogis toleran
Dinamika hidup menggereja di tengah perkembangan bangsa dan negara yang
mengakui adanya beberapa agama menantang Gereja Katolik untuk terus
berkembang dalam hidup bermasyarakat.
Dalam pandangan hidup “Satu Tungku Tiga Batu” yang menjadi kekuatan
kearifan lokal masyarakat adat MBaham Matta Kabupaten Fakfak Papua Barat,
terjalin toleransi hidup beragama yang dinamis.
Semangat Gereja sebagai Umat Allah yang terus-menerus terbuka pada nilainilai
keselamatan dalam kearifan lokal sangat tepat mendukung “Satu Tungku Tiga
Batu Sebagai Inspirasi untuk Membangun Eklesiologi yang dialogis Toleran” .
Semangat toleransi yang dibangun oleh masyarakat adat lewat “Satu Tungku
Tiga Batu” ikut membantu eksistensi Gereja. Ini akan terus berlangsung sejauh
Gereja: 1) menghargai kearifan lokal ini; dan 2) sejauh Gereja hendak hidup bersama
dengan agama lain dan menghargai agama lain.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes1502 | T/DIG - PMIT | Tesis | 262 NUH s | Perp Filsafat | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain