Computer File
Tinjauan terhadap kegiatan adminsitrasi tunjangan kesehatan pegawai dan pensiunan pegawai di PT. PLN (Persero) distribusi Jawa Barat dan Banten
Penulis melakukan kegiatan praktek kerja pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang beralamat di Jalan Cikapundung No. 2 Bandung Jawa Barat. Waktu praktek kerja yang dilakukan penulis dimulai dari tanggal 2 Februari 2005 sampai dengan 18 Maret 2005 atau setara dengan 205,5 jam kerja. Bidang pekerjaan yang penulis lakukan selama melakukan praktek kerja adalah Manajemen Sumber Daya Manusia.
Pekerjaan yang penulis lakukan dalam praktek kerja meliputi pembuatan Surat Pengantar untuk pegawai dan pensiunan pegawai beserta keluarganya, melakukan penanganan Resep Pengobatan pegawai dan pensiunan pegawai beserta keluarganya, mengelompokkan Kartu Tanda Pengenal Berobat baru untuk pegawai beserta keluarganya, memasukkan dan menghitung data pengeluaran pada Laporan Biaya Kesehatan Pegawai dan Pensiunan Pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten beserta keluarganya , termasuk untuk pegawai dan pensiunan PT. PLN beserta keluarga di luar Kantor Distribusi. Masalah yang dihadapi penulis yaitu penerimaan nama pegawai dan pensiunan pegawai dalam keadaan yang tidak lengkap, terlambatnya persyaratan seperti foto dan biodata untuk pembuatan Kartu Tanda Pengenal Berobat, terhambatnya kegiatan memasukkan data tagihan pengobatan kedalam komputer, penghitungan dan pencetakkan ulang dari perhitungan pengeluaran Laporan Biaya Kesehatan.
Dalam pembuatan Surat Pengantar, penulis menerima Kartu Tanda Pengenal Berobat dari pegawai dan pensiunan pegawai beserta keluarganya,. Pembuatan Surat Pengantar dibuat dengan menggunakan program visual basic, data base yang digunakan adalah Manual Data Base (MDB). Untuk rawat inap jenis kelas rawat inap disesuaikan dengan peringkat dan jabatan dari pegawai atau pensiunan pegawai tersebut, pengecekkan pengambilan Surat Pengantar selalu dilakukan setiap bulan untuk dihitung besar pengeluaran biaya pengobatan tersebut. Dalam penanganan resep pengobatan, penulis membubuhkan cap, tanggal dan tanda tangan Supervisor Kesejahteraan Sumber Daya Manusia, maka setelah itu obat yang diminta oleh pegawai atau pensiunan pegawai beserta keluarganya dapat diambil pada apotik yang mereka pilih. PT. PLN membuat Kartu Tanda Pengenal Berobat baru yang ditujukan untuk pegawai PT. PLN beserta keluarganya, Kartu Tanda Pengenal Berobat ini dibuat agar pegawai PT. PLN beserta keluarganya tidak perlu membuat Surat Pengantar lagi jika mereka akan berobat. Kartu Tanda Pengenal Berobat yang penulis kelompokkan dibedakan berdasarkan warna-warna yang telah disepakati oleh Area Pelayanan Jaringan (APJ). Dalam pelaksanaan tugas memasukkan data tagihan, penulis menerima slip tagihan-tagihan yang berasal rumah sakit, dokter, laboratorium dan apotek, kemudian nama dan nomor induk, besar pengeluaran pasien diketik pada komputer. Slip tagihan tersebut kemudian dikembalikan untuk diarsipkan dalam pengarsipan yang dimiliki oleh Juru Utama Pelaksanaan Kesehatan. Setiap bulan, penghitungan pengeluaran kesehatan harus dilakukan. Data tagihan yang berasal dari rumah sakit, dokter, laboratorium dan apotik diterima dan kemudian penghitungan secara manual dilakukan, hasil dari penghitungan manual tersebut dipindahkan ke dalam komputer dengan menggunakan program windows excel untuk lebih mempermudah dan membuat laporan menjadi lebih formal. Penghitungan pengeluaran kesehatan untuk pegawai dan pensiunan pegawai dari luar Kantor Distribusi pun dilakukan apabila pegawai dan pensiunan pegawai berobat pada rumah sakit di Bandung.
Peraturan dalam pembuatan Surat Pengantar seperti harus selalu dibawanya Kartu Tanda Pengenal Berobat sebaiknya lebih diperketat lagi untuk lebih mempermudah dan mempersingkat waktu dalam pembuatan Surat Pengantar karena dalam satu hari permintaan untuk membuat Surat Pengantar sangat banyak sekali jumlahnya. Sebaiknya Juru Utama Pelaksanaan Kesehatan menanyakan kembali persyaratan pembuatan Kartu Tanda Pengenal Berobat dan meminta mereka untuk segera melengkapinya, hal ini dilakukan agar tidak terjadi pembuatan dan pengelompokkan ulang kartu, mengingat jumlah kartu yang dibuat sangat banyak. Setiap datangnya data tagihan pengobatan, sebaiknya data tagihan tersebut langsung dipindahkan ke dalam komputer agar data tersebut tidak hilang atau menumpuk karena terhambat oleh pekerjaan lain. Penulis menyarankan agar Juru Utama Pelaksanaan Kesehatan sebaiknya memeriksa dahulu tagihan yang berasal dari rumah sakit, dokter, labotarorium dan apotik tersebut agar penghitungan secara manual tidak perlu dilakukan, tetapi hasil tagihan pengeluaran kesehatan dapat langsung dihitung dalam komputer untuk lebih mengefisiensikan waktu kerja.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
kpsc156 | DIG - PDTM | Kerja Praktek | D III M SIB t/05 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain