Computer File
Akuturasi fungsi, bentuk, dan makna pada arsitektur Masjid Agung Mataram di Yogyakarta
Masuknya ajaran agama Islam pada kota Yogyakarta pada abad ke 15 M yang pada
saat itu masih didominasi oleh agama dan budaya Hindu dan Jawa menimbulkan adanya
akulturasi budaya Hindu, Jawa, dan Islam pada tradisi dan arsitektur khususnya pada
Masjid Agung Mataram, Kotagede, Yogyakarta. Masjid Agung Mataram merupakan
tempat ibadah umat muslim yang ke-2 tertua di Yogyakarta yang memiliki peleburan
unsur arsitektur dan makna pada bangunannya. Mesjid ini merupakan sebuah simbol dan
tengaran masuknya Islam ke dalam masyarakat tradisional di pedalaman Jawa yang pada
saat itu masih didominasi oleh kepercayaan asli dan Hindu, serta merupakan saksi bisu
perkembangan arsitektur tradisional Jawa dan arsitektur masjid yang membentuk suatu
konsep arsitektur Masjid Agung Mataram dan masjid di seluruh pulau Jawa. Konsep
tersebut dijabarkan melalui ekspresi dari unsur fisik maupun non fisik masjid.
Akulturasi budaya dan gaya arsitektur pada Masjid Agung Mataram menimbulkan
adanya relasi antara fungsi, bentuk, dan makna pada setiap elemen arsitektumya, mulai
dari orientasi bangunan, tata massa, bentukan, elemen-elemen, pola tata ruang bangunan,
ornamen, dan lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apa saja pengaruh
dan penerapan akulturasi budaya pada Masjid Agung Mataram serta mengidentifikasi
akulturasi antara fungsi, bentuk, dan makna pada arsitektur Masjid Agung Mataram
tersebut sebagai wujud dari akulturasi budaya.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori arsitektur tradisional Jawa,
arsitektur masjid, arsitektur tradisional Hindu dan pura, dan teori mengenai relasi fungsi,
bentuk, dan makna dalam arsitektur. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa Masjid Agung Mataram merupakan salah satu bentuk refleksi dari
percampuran atau akulturasi dari 3 kebudayaan dominan dan konsep arsitektur Jawa,
arsitektur Hindu, dan arsitektur Masjid. Akulturasi tersebut mempengaruhi fungsi,
bentuk, dan makna dalam tiap elemen pada arsitektur Masjid Agung Mataram di
Yogyakarta. Oleh karena itu, Masjid Agung Mataram diharapkan dapat terus menerus
dibina dan dilestarikan keberadaannya sebagai suatu produk sejarah yang berharga dan
menjadi salah satu acuan pengembangan terhadap arsitektur tradisional Indonesia.
Kata Kunci : Masjid Agung Mataram, akulturasi, fungsi, bentuk, makna
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp30051 | DIG - FTA | Skripsi | ARS-STEFA 2 WAS a/14 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain